

Pernah nggak sih kamu merasa otak kayak nge-lag? Lagi mau ngomong tapi tiba-tiba lupa mau bilang apa. Lagi kerja atau belajar tapi fokusnya mental ke mana-mana. Udah rebahan seharian tapi tetap merasa capek. Nah, bisa jadi itu bukan sekadar malas atau kurang motivasi, tapi bisa jadi tanda brain fog.
Fenomena brain fog makin sering terjadi sejak pandemi dan era digital overload. Kita tiap hari terpapar informasi tanpa henti, tidur nggak teratur, ditambah stres kerja atau kuliah yang nggak kelar-kelar. Hasilnya? Otak jadi “berkabut”.
Kalau dibiarkan, brain fog bisa nurunin produktivitas, ganggu performa kerja, bahkan bikin hubungan sosial jadi renggang karena kita jadi gampang emosi atau sulit nyambung saat ngobrol. Makanya, penting buat kenal gejalanya dari sekarang biar bisa di-handle sebelum makin parah.
Apa Itu Brain Fog?
Brain fog adalah kondisi ketika otak terasa lambat, berat, sulit fokus, atau seperti “berkabut”. Bukan penyakit yang berdiri sendiri, tapi lebih ke gejala bahwa tubuh atau pikiran sedang mengalami kelelahan baik secara fisik maupun mental.
Kalau dulu brain fog banyak dirasakan oleh orang yang sedang sakit atau dalam masa pemulihan, sekarang fenomenanya justru meningkat di kalangan anak muda yang terlihat sehat-sehat saja.
Menurut survei Cleveland Clinic (2023), sekitar 2 dari 3 orang dewasa usia 18–35 tahun mengaku pernah mengalami gangguan fokus, mudah lupa, atau mental blank yang mengganggu produktivitas. Penelitian lain dari Harvard Health menyebutkan bahwa stres kronis, kurang tidur, dan paparan digital berlebihan menjadi tiga penyebab utama brain fog di era modern.
Jadi kalau akhir-akhir ini kamu merasa otak seperti nge-freeze tanpa alasan jelas, bisa jadi itu bukan “malas” atau “kurang motivasi”, tapi memang sinyal dari tubuh kalau kamu perlu istirahat bukan cuma tidur, tapi juga mental reset.
Gejala Brain Fog yang Sering Diabaikan
Banyak orang mengira brain fog itu cuma tanda sedang capek atau kurang tidur, padahal kalau gejalanya muncul terus-menerus, itu bisa jadi sinyal penting dari tubuh dan pikiran. Berikut beberapa tanda yang paling sering muncul tapi dianggap sepele:
-
Sulit Konsentrasi Saat Kerja atau Belajar
Contohnya lagi ngetik laporan atau baca dokumen, tapi tiba-tiba pikiran ke mana-mana, ke notif chat, ke cerita semalam, ke rencana makan siang. Bukan cuma sesekali terdistraksi, tapi benar-benar nggak bisa fokus lebih dari beberapa menit. Kondisi ini bisa bikin tugas yang harusnya selesai sejam jadi molor seharian.
-
Gampang Lupa Hal Sederhana
Baru aja buka HP buat cari sesuatu, eh sampai di layar malah lupa mau ngapain. Atau udah jalan ke dapur tapi nyampe sana cuma berdiri bengong. Ini bukan sekadar “lupa lucu”, tapi tanda otak lagi kewalahan menerima dan menyimpan informasi.
-
Susah Mengambil Keputusan
Bahkan keputusan sepele seperti “makan nasi atau mi” bisa bikin bingung berlebihan. Rasanya otak nggak bisa memilah opsi mana yang paling logis. Kalau dibiarkan terus, bisa memengaruhi cara kita mengambil keputusan penting, termasuk soal karier dan keuangan.
-
Bicara Patah-Patah atau Kehilangan Kata
Lagi ngobrol tapi tiba-tiba stuck karena nggak nemu kata yang tepat. Seolah-olah kosakata di otak hilang sementara. Ini sering bikin jadi minder saat presentasi atau meeting, karena takut terlihat nggak profesional.
-
Merasa Lelah Mental Meskipun Tidak Banyak Aktivitas
Secara fisik belum ngapa-ngapain, tapi rasanya mental sudah “drop battery". Pengin tidur aja atau rebahan, tapi habis istirahat pun tetap nggak kembali fresh.
Penyebab Brain Fog pada Anak Muda
Brain fog biasanya muncul karena kombinasi kebiasaan harian dan tekanan hidup. Berikut beberapa pemicunya:
-
Kurang Tidur atau Tidur Tidak Berkualitas
Bukan cuma durasi tidur yang penting, tapi kualitasnya juga. Orang yang tidur 8 jam tapi sering kebangun atau tidur sambil scrolling media sosial sebelum tidur tetap bisa mengalami fatigue otak di pagi hari. Kurang tidur bikin otak nggak sempat melakukan proses “pembersihan” sel-sel lelah, sehingga besoknya performanya menurun.
-
Stres Kerja dan Tekanan Mental Jangka Panjang
Tugas kampus, target kerja, atau tuntutan hidup kadang bikin otak terus aktif meskipun badan sedang istirahat. Akibatnya, energi mental terpakai habis tanpa sempat isi ulang. Stres kronis juga bisa mengganggu hormon, terutama kortisol, yang berperan besar dalam fokus dan daya ingat.
-
Pola Makan Tidak Seimbang
Sering makan cepat saji, kopi susu manis, dan snack tinggi gula bisa bikin gula darah naik-turun nggak stabil. Kalau gula darah drop, otak ikut melambat. Ditambah lagi kurangnya asupan omega-3, vitamin B, dan zat besi bikin otak kekurangan bahan bakar.
-
Dehidrasi
Banyak orang nggak sadar kalau otak itu terdiri dari 75% air. Jadi ketika tubuh kekurangan cairan sedikit saja, fungsi kognitif langsung terganggu. Minum kopi doang tanpa air putih justru makin bikin dehidrasi.
-
Efek Sakit atau Pemulihan dari Penyakit (Termasuk COVID-19)
Banyak penyintas COVID-19 melaporkan mengalami brain fog berbulan-bulan setelah sembuh. Ini terjadi karena sistem imun tubuh masih bekerja ekstra dan belum sepenuhnya stabil.
-
Burnout Emosional
Bukan cuma kelelahan fisik, tetapi juga rasa jenuh, muak, atau kehilangan motivasi dalam menjalani rutinitas. Kondisi ini bikin otak kehilangan spark untuk berpikir kreatif atau produktif.
Dampak Brain Fog Jika Tidak Ditangani
Brain fog bukan sekadar bikin “blank” sesaat. Kalau dibiarkan lama, efeknya bisa memengaruhi banyak aspek kehidupan:
-
Produktivitas Kerja Menurun
Kerjaan makin lama selesai, ide susah muncul, bahkan ngisi email aja bisa butuh waktu lama. Ini bisa berpengaruh pada penilaian atasan atau peluang karier.
-
Risiko Kesalahan Kerja Meningkat
Salah input angka, salah kirim file, atau salah ambil keputusan bisa jadi masalah besar, apalagi di pekerjaan yang berhubungan dengan keuangan atau kesehatan.
-
Relasi Sosial Terganggu
Sering lupa janji, nggak merespons chat, atau terlihat “tidak hadir” secara mental bisa bikin teman atau pasangan merasa diabaikan.
-
Kecemasan hingga Depresi
Kalau terus merasa “kenapa aku beda”, lama-lama bisa berkembang jadi overthinking dan gangguan mental lainnya.
-
Risiko Kehilangan Penghasilan
Kalau kondisinya makin berat sampai mengganggu pekerjaan, bukan nggak mungkin bisa cuti panjang atau bahkan kehilangan pendapatan.
Cara Mengatasi dan Mencegah Brain Fog
Brain fog bisa dikurangi kalau kita melakukan perbaikan kecil dan konsisten dalam kebiasaan sehari-hari:
-
Atur Tidur dan Istirahat yang Cukup
Coba tidur sebelum jam 12 malam dan hindari scrolling HP sebelum tidur. Gunakan teknik “sleep hygiene”: matikan lampu, hindari kafein sore hari, dan beri jarak waktu antara aktivitas berat dan tidur.
-
Olahraga Ringan dan Nutrisi Tepat
Jalan kaki 15-20 menit atau stretching ringan saja bisa bantu melancarkan aliran darah ke otak. Jangan lupa makan makanan tinggi protein, serat, serta omega-3 seperti ikan, telur, alpukat, atau kacang-kacangan.
-
Kurangi Multitasking dan Digital Overload
Otak butuh jeda. Coba lakukan sistem kerja “single-tasking”: fokus satu hal dalam 25 menit, lalu istirahat 5 menit. Teknik ini dikenal dengan nama Pomodoro dan terbukti bantu tingkatkan konsentrasi.
-
Kelola Stres dengan Teknik Relaksasi
Meditasi ringan, journaling, atau sekadar napas dalam-dalam 1 menit bisa bikin otak lebih stabil. Jangan anggap remeh kegiatan kecil seperti nyiram tanaman atau makan tanpa distraksi.
-
Periksa ke Dokter Jika Gejalanya Berlanjut
Kalau brain fog bertahan lama meski sudah coba istirahat dan pola hidup lebih baik, lebih baik cek ke profesional untuk memastikan tidak ada masalah medis lain seperti anemia atau gangguan hormon.
Pentingnya Proteksi untuk Risiko Kesehatan Mental dan Produktivitas
Brain fog bisa jadi tanda awal masalah yang lebih serius. Dan kalau kondisinya sampai mengganggu pekerjaan atau penghasilan, dampaknya bisa terasa ke finansial.
Nah, selain memperbaiki gaya hidup, kamu juga bisa pasang perlindungan finansial dulu dari sekarang. Misalnya dengan Jaga Jiwa Xtra dari JAGADIRI. Premi mulai Rp132 ribu per bulan, tapi kamu bisa dapat santunan meninggal dunia dan pengembalian premi hingga 110%* kalau nggak ada klaim dalam 7 tahun.
Jadi sambil kamu berusaha menjaga kesehatan mental dan fisik, kamu juga punya backup finansial kalau suatu hari kondisi nggak memungkinkan buat kerja. Karena brain fog bisa datang tiba-tiba, tapi proteksi itu bisa kamu pilih dari sekarang. Kepoin selengkapnya mengenai Jaga Jiwa Xtra dalam website JAGADIRI!