

Indonesia sedang memasuki musim hujan nih, guys! Selain bikin udara lebih sejuk dan suasana lebih adem, musim hujan juga sering bawa ‘tamu tak diundang’ alias nyamuk Aedes aegypti yang jadi penyebab penyakit DBD alias Demam Berdarah Dengue. Buat banyak orang, penyakit DBD udah jadi ‘langganan’ setiap musim hujan, tapi nggak semua orang benar-benar paham gimana virus ini bisa menyebar, siapa aja yang rentan kena, dan seberapa besar risikonya, baik buat kesehatan maupun kondisi keuangan.
Menurut data Kemenkes, tiap tahun puluhan ribu kasus DBD tercatat di Indonesia. Virus dengue ini nggak pandang bulu, bisa menyerang siapa saja, di mana saja, mulai dari anak-anak, orang dewasa, sampai lansia. Jadi, penting banget untuk tahu seluk-beluk penyakit DBD, supaya kamu bisa lebih sigap menjaga diri sendiri dan keluarga. Yuk, kita bahas tuntas bareng-bareng!
Apa Itu Penyakit DBD dan Gimana Penularannya?
Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue yang dibawa dan ditularkan lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini senang banget berkembang biak di genangan air bersih, kayak air hujan di ember, talang bocor, pot tanaman, atau bak mandi yang jarang dikuras.
Begitu nyamuk menggigit orang yang terinfeksi virus dengue, virusnya ikut terbawa. Lalu saat nyamuk ini menggigit orang lain, virus pun berpindah dan bisa bikin orang itu tertular DBD. Di dalam tubuh, virus dengue menyerang sistem kekebalan, bikin jumlah trombosit turun drastis, dan kalau nggak segera ditangani, bisa memicu pendarahan serius.
Nggak heran kalau penyakit DBD bisa menular di mana aja, baik di rumah, sekolah, kantor, pokoknya tempat yang mendukung nyamuk buat berkembang biak.
Siapa yang Paling Berisiko Kena DBD?
Sebenarnya, semua orang bisa kena penyakit DBD, tapi ada beberapa kelompok yang risikonya lebih tinggi. Anak-anak dan lansia misalnya, daya tahan tubuhnya cenderung lebih lemah, jadi lebih gampang terinfeksi.
Orang-orang yang tinggal di lingkungan padat penduduk dengan sanitasi yang kurang juga rentan. Genangan air di halaman, selokan mampet, atau sampah yang menumpuk jadi sarang ideal buat nyamuk Aedes aegypti. Selain itu, mereka yang sering beraktivitas di luar rumah tanpa perlindungan kayak lotion anti-nyamuk juga lebih rawan kena gigitan.
Gejala DBD yang Harus Diwaspadai
Penyakit DBD punya gejala khas yang sering muncul 4–7 hari setelah digigit nyamuk. Beberapa tanda yang perlu kamu perhatikan di antaranya:
-
Demam tinggi mendadak, biasanya sampai 40 derajat Celsius.
-
Sakit kepala parah, nyeri di belakang mata.
-
Nyeri otot dan sendi.
-
Muncul bintik-bintik merah di kulit sebagai tanda perdarahan.
-
Mual, muntah, dan nafsu makan menurun drastis.
Kalau kamu atau orang rumah mulai ngerasa demam disertai gejala di atas, jangan tunda periksa ke dokter. Penanganan cepat bisa mencegah risiko komplikasi yang lebih serius.
Dampak dari Penyakit DBD
Selain bikin badan drop total, penyakit DBD juga bisa bikin finansial ikut ‘demam’. Perawatan pasien DBD sering kali butuh rawat inap beberapa hari, tes darah berkala, hingga transfusi trombosit. Biaya perawatan ini bisa bikin kantong bolong kalau kamu nggak siap.
Makanya, pencegahan dan proteksi itu penting. Dengan tubuh sehat dan dukungan proteksi finansial, kamu nggak perlu khawatir kalau tiba-tiba harus berobat karena DBD.
Lalu, Gimana Cara Mencegah Penyakit DBD?
Kabar baiknya, penyakit DBD bisa dicegah kalau kamu konsisten menjalankan langkah-langkah pencegahan. Nggak ribet kok!
-
Lakukan 3M Plus
Cara klasik yang masih jadi andalan: Menguras bak mandi, ember, atau tempat penampungan air minimal seminggu sekali, Menutup rapat tempat penyimpanan air, dan Mendaur ulang barang bekas yang bisa menampung air hujan. Plus-nya? Tabur bubuk abate, pakai kelambu, atau pasang kasa nyamuk di ventilasi rumah.
-
Rajin Bersihkan Saluran Air
Selokan mampet bisa jadi sarang nyamuk. Bersihkan saluran air di rumah dan sekitar pekarangan secara rutin, supaya air nggak tergenang lama.
-
Periksa Genangan Tersembunyi
Terkadang, tempat-tempat kecil kayak tatakan pot bunga, talang bocor, atau botol bekas di halaman jadi tempat berkembang biak nyamuk tanpa kita sadar. Rajin periksa sudut rumah secara berkala.
-
Gunakan Anti-Nyamuk
Pakai lotion anti-nyamuk atau semprot insektisida sesuai aturan. Kalau tidur, bisa pakai kelambu supaya lebih aman ya, guys!
-
Pasang Kasa Nyamuk
Pasang kasa nyamuk di jendela atau ventilasi rumah. Ini sederhana tapi efektif menghalau nyamuk masuk ke dalam rumah.
-
Jaga Imunitas Tubuh
Imun tubuh yang kuat bikin risiko terinfeksi lebih kecil. Makan bergizi, cukup istirahat, minum air putih cukup, dan rutin olahraga bisa bantu pertahanan tubuh tetap maksimal.
-
Aktif Gotong Royong Bersih-Bersih Lingkungan
Kalau mau lingkungan bebas DBD, nggak bisa kerja sendirian. Ajak keluarga, tetangga, dan RT setempat buat rutin kerja bakti membersihkan area sekitar. Nyamuk pun ogah bersarang di lingkungan bersih!
Mulai Proteksi Kesehatan Keluarga dengan JAGADIRI
Menjaga rumah tetap bersih memang langkah wajib, tapi punya proteksi kesehatan juga nggak kalah penting. Jaga Sehat Keluarga dan asuransi pemyakit tropis adalah asuransi JAGADIRI bantu kamu dan keluarga tetap tenang meski risiko penyakit DBD mengintai.
Premi mulai Rp280 ribu per bulan, klaim bisa cashless di rumah sakit rekanan, plus premi kembali 25% kalau nggak ada klaim dalam setahun. Jadi, kamu bisa tetap fokus jaga kesehatan di musim hujan ini, sementara Jaga Sehat Keluarga jagain finansial kamu dari risiko biaya medis mendadak yang tidak terduga.
Yuk, mulai jaga diri dan keluarga dari sekarang. Hitung estimasi premi kamu di website JAGADIRI dan pelajari syarat-syarat selengkapnya. Sehat fisik, aman finansial, hidup pun tenang tanpa beban!