

Sering bermasalah dengan asam lambung? Bukan cuma makanan yang harus kamu pilih dengan hati-hati, tapi juga berbagai gejala yang bisa berdampak pada kesehatan kamu. Selain Gerd, ada masalah kesehatan yang mengintai dengan gejala yang jarang disadari. Yuk mengenal gejala silent reflux!
Laryngopharyngeal reflux (LPR) atau dikenal sebagai silent reflux adalah kondisi dimana asam lambung naik hingga area kotak suara dan tenggorokan secara tidak disadari. Secara gejala, laryngopharyngeal reflux berbeda dengan GERD. GERD memiliki gejala khas berupa rasa sakit yang khas di dada, sementara gejala laryngopharyngeal reflux bisa batuk hingga suara serak. Hal ini yang menyamarkan gejala laryngopharyngeal reflux karena menyerupai flu atau radang tenggorokan dan membuat laryngopharyngeal reflux dikenal sebagai “silent reflux”.
Silent reflux terjadi ketika stingfer esofagus yang berfungsi mencegah asam lambung naik ke tenggorokan tidak berfungsi dengan baik. Pola makan dan gaya hidup juga menjadi salah satu faktor penyebab silent reflux. Contohnya mengkonsumsi makanan terlalu berminyak, pedas, dan asam. Makan terlalu cepat, langsung berbaring setelah makan, hingga obesitas juga bisa memicu terjadinya silent reflux. Bagi ibu hamil, silent reflux juga bisa terjadi akibat masalah. Berikut adalah gejala silent reflux yang harus diwaspadai:
-
Suara serak, terutama di pagi hari, tanpa penyebab yang jelas
-
Batuk kronis, biasanya batuk kering yang tidak kunjung sembuh
-
Sensasi mengganjal di tenggorokan, seperti ada sesuatu yang tersangkut
-
Sering berdehem atau ingin terus membersihkan tenggorokan
-
Lendir atau dahak berlebihan, terutama di pagi hari (post-nasal drip)
-
Sensasi lendir menumpuk di belakang hidung/tenggorokan
-
Nyeri atau sensasi terbakar di tenggorokan
-
Kesulitan menelan (disfagia)
-
Keinginan terus-menerus untuk membasahi tenggorokan
-
Asma atau gangguan pernapasan yang memburuk akibat iritasi dari refluks
Karena gejalanya yang tidak disadari, silent reflux dapat berkembang menjadi masalah yang lebih serius jika tidak ditangani dengan tepat. Iritasi yang terjadi terus-menerus pada tenggorokan dan saluran napas bisa memicu peradangan berkepanjangan, suara serak menetap, hingga gangguan pada pita suara. Dalam beberapa kasus, refluks yang berulang juga dapat memperburuk kondisi pernapasan seperti asma, membuat tidur tidak nyaman, dan mengganggu aktivitas sehari-hari karena batuk yang tidak kunjung sembuh.
Untuk terhindar dari silent reflux ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Simak tips berikut ya!
Melakukan Pengobatan Sesuai Anjuran Dokter
Penanganan silent reflux biasanya melibatkan beberapa jenis obat untuk mengontrol produksi asam lambung dan mencegah refluks berulang. Antasida bekerja dengan menetralkan asam lambung dan memberikan rasa lega yang cepat, misalnya Mylanta atau Gaviscon. Untuk mengurangi produksi asam, dokter biasanya memberikan H2-blocker seperti Ranitidin atau Famotidin. Pada kasus LPR yang lebih berat, Proton Pump Inhibitor (PPI) seperti Omeprazole atau Lansoprazole sering menjadi pilihan karena lebih kuat dalam menekan produksi asam lambung. Selain itu, obat prokinetik seperti Metoclopramide atau Domperidone dapat diberikan untuk membantu mempercepat pengosongan lambung, sehingga mengurangi risiko asam naik ke tenggorokan.
Mengubah Gaya Hidup
Selain obat-obatan, perubahan gaya hidup juga sangat penting untuk membantu mengatasi silent reflux. Salah satunya adalah dengan melakukan modifikasi diet dengan menghindari makanan dan minuman yang dapat memicu asam lambung seperti makanan berlemak, pedas, asam, cokelat, kafein, dan alkohol. Pola makan juga bisa diubah menjadi makan malam lebih awal dengan memberi jeda setidaknya 3 jam sebelum tidur agar lambung punya waktu untuk mencerna makanan. Ketika tidur, meninggikan posisi kepala sekitar 15–20 cm dapat membantu mencegah asam naik ke tenggorokan. Selain itu, berhenti merokok sangat dianjurkan karena merokok dapat memperburuk refluks. Jika memiliki kelebihan berat badan, menurunkan berat badan dapat membantu mengurangi tekanan pada area perut dan menurunkan risiko terjadinya silent reflux.
Rutin Melakukan Pengecekan Kesehatan
Rutin melakukan pengecekan kesehatan penting untuk memantau kondisi tubuh dan mendeteksi masalah seperti silent reflux sejak dini. Dengan pemeriksaan berkala, dokter dapat menilai perkembangan gejala, menyesuaikan pengobatan, dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. Langkah sederhana ini membantu memastikan penanganan yang lebih tepat dan efektif.
Menjaga kesehatan semaksimal mungkin adalah investasi jangka panjang untuk diri sendiri dan orang terdekat. Ketika jatuh sakit, bukan hanya fisik dan aktivitas harian saja yang terganggu. Kerugian finansial bisa terjadi akibat biaya rumah pengobatan yang tidak bisa diprediksi. Kerugian ini bisa dihindari dengan memiliki asuransi kesehatan sejak dini. Cukup mengalokasikan mulai dari Rp15.000 perbulan, kamu sudah bisa mendaftar asuransi kesehatan Jaga Sehat Pilihanku dari Jaga Diri. Manfaatnya bisa dirasakan oleh diri dan keluarga, mulai dari rawat jalan, pembedahan hingga rawat inap dengan pilihan santunan harian yang fleksibel. Ada tiga jenis plan yang bisa dipilih sesuai kebutuhan dan besaran premi yang ingin kamu bayarkan. Informasi lebih lengkap, cek disini.