6 Cara Mengatasi Impulsive Buying Ini Wajib Dibaca Kamu yang Suka FOMO

24 Jun 2025
6 Cara Mengatasi Impulsive Buying Ini Wajib Dibaca Kamu yang Suka FOMO
6 Cara Mengatasi Impulsive Buying Ini  Wajib Dibaca Kamu yang Suka FOMO

Berbagai tren barang-barang lucu yang sering muncul di sosial media seringkali bikin lapar mata. Mulai dari dessert viral, skincare, outfit kekinian, atau mini action figure dan gantungan kunci lucu yang rasanya ingin sekali untuk dibeli dan dibawa pulang. Padahal, barang-barang itu sering kali bukan kebutuhan primer yang mendesak. Sayangnya, kebiasaan seperti ini bisa bikin pengeluaran jadi berantakan karena menyebabkan impulsive buying.  Apalagi di tengah gempuran rasa FOMO alias fear of missing out. Perasaan takut ketinggalan tren dan takut nggak dianggap update yang mendukung tindakan impulsive buying yang mengacaukan pengeluaran. Lalu, gimana cara mengatasi impulsive buying biar kamu nggak terjebak dalam siklus ini?

 

Mengenal Impulsive Buying  

Impulsive buying adalah istilah untuk menggambarkan kebiasaan membeli sesuatu secara spontan tanpa perencanaan dan pertimbangan panjang. Biasanya keputusan belanja dipicu oleh emosi sesaat, seperti senang, bosan, stres, atau karena pengaruh dari iklan dan tren. Pergantian tren yang super cepat juga jadi salah satu pemicu FOMO dan impulsive buying. Kalau kamu sudah merasa sering melakukan impulsive buying kamu perlu waspada. Meskipun memberikan sensasi menyenangkan, impulsive buying bisa berdampak negatif pada kondisi finansial dan kesehatan mental. 

Nah, buat kamu yang sering FOMO dan ingin mulai mengendalikan pengeluaran, simak 6 cara mengatasi impulsive buying berikut ini!

  1. Mempertegas Batasan Keinginan dan Kebutuhan

Cara mengatasi impulsive buying yang pertama adalah membedakan kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan adalah hal-hal yang harus dipenuhi untuk hidup seperti makanan, transportasi, tempat tinggal, pendidikan, kesehatan, dan berbagai kebutuhan yang tergolong dalam skala prioritas.  Sedangkan keinginan adalah hal yang bisa ditunda atau bahkan tidak dibeli sama sekali. Contohnya keinginan membeli tas atau sepatu keluaran terbaru padahal kamu masih punya banyak tas dan sepatu yang masih layak untuk dipakai.  Cara mengatasi impulsive buying dengan mudah adalah bertanya ke diri sendiri. Apakah barang tersebut benar-benar dibutuhkan, apakah akan terjadi hal yang buruk jika tidak membeli barang tersebut, dan jika jawabannya tidak maka barang tersebut adalah keinginan yang masih bisa ditunda atau tidak perlu dibeli sama sekali. 

  1. Hindari Window Shopping 

Sering jalan-jalan ke mall atau scroll e-commerce untuk window shopping? Hati-hati, hal ini bisa memicu keinginan belanja barang tidak perlu dan impulsive buying. Window shopping bisa membuatmu tergoda oleh barang-barang yang awalnya bahkan nggak ada dalam pikiranmu. Salah satu cara mengatasi impulsive buying adalah menghindari kebiasaan window shopping. Usahakan untuk window shopping dan buka e-commerce saat ada barang yang kamu butuhkan saja. Kalau harus pergi ke mall buat list barang yang harus dibeli dan tahan keinginan untuk membeli barang di luar daftar. 

  1. Kurangi Penggunaan E-Commerce

Kemudahan belanja online di e-commerce sering jadi pemicu impulsive buying. Kemudahan pilih barang, pembayaran, tinggal klik, dan tunggu barang sampai. Tapi justru kemudahan ini membangun kebiasaan buruk dalam berbelanja. Menghapus aplikasi belanja dari handphone kamu adalah salah satu cara mengatasi impulsive buying. Hindari penggunaan kartu kredit untuk opsi pembayaran dan hindari penggunaan fitur pay later yang disediakan berbagai platform belanja online. Makin jarang terpapar, makin kecil juga godaan untuk belanja.

  1. Jangan Mudah Tergiur Promo & Diskon

Selanjutnya cara mengatasi impulsive buying adalah menahan diri dari godaan promo dan diskon. Memilih momentum promo dan diskon untuk berbelanja adalah strategi yang baik tapi bisa jadi bumerang kalau kamu kurang bijak. Jangan sampai harga miring saat momen ini malah membuat kamu ingin belanja lebih banyak. Sepintas memang terlihat seperti berhemat, tapi kalau jumlah barang yang dibeli diluar kebutuhan justru bisa jadi pemborosan. Meski murah, dana yang kamu keluarkan tetap tercatat sebagai pengeluaran impulsive buying yang akan mengganggu finansial. 

  1. Buat Batasan Maksimal Budget Belanja

Tegas pada diri sendiri dengan membuat batasan pengeluaran untuk belanja adalah salah satu cara mengatasi impulsive buying yang wajib kamu terapkan. Buat batasan anggaran khusus untuk belanja di luar kebutuhan pokok. Misalnya, dalam sebulan kamu mengalokasikan Rp300.000 untuk beli barang yang kamu inginkan. Kalau anggarannya sudah habis, tahan diri untuk belanja lebih dan tunggu sampai bulan depan dengan anggaran baru. Dengan cara ini, kamu tetap bisa tetap belanja tapi finansial kamu juga aman. 

  1. Cari Bentuk Self Reward yang Lain

Jalan-jalan ke tempat viral, jajan makanan viral, dan membeli barang mahal seringkali jadi bentuk impulsive buying dengan alasan self reward. Sebagai cara mengatasi impulsive buying, kamu bisa cari bentuk self reward lain yang lebih ramah di kantong. Kamu bisa menggantinya dengan nonton film favorit, jalan-jalan ke taman dan me time di rumah. Pilih bentuk self reward yang sesuai dengan kemampuan kamu tanpa perlu FOMO dengan tren agar finansial tetap aman. 

Dari 6 cara mengatasi impulsive buying di atas dapat disimpulkan bahwa kamu harus paham skala prioritas. Dahulukan pengeluaran untuk biaya hidup harian, pendidikan dan kesehatan. Biar finansial lebih terkendali kamu bisa menyiapkan anggaran kesehatan untuk jangka panjang dengan asuransi kesehatan. Asuransi kesehatan memberikan ketenangan menjaga kesehatan diri dan keluarga. Jaga Sehat Pilihanku dari Jaga Diri dengan manfaat lengkap mencakup rawat jalan, pembedahan hingga rawat inap dengan pilihan santunan harian yang fleksibel bisa kamu dapatkan dengan premi mulai dari Rp12.000. Kamu bisa pilih plan sesuai dengan kebutuhan, yuk baca informasi lebih lengkapnya di website resmi Jagadiri.