Tinggal di Jakarta dan Jadi Sandwich Generation? Ini Cara Cerdas Atur Uangmu!

25 Aug 2025
Tinggal di Jakarta dan Jadi Sandwich Generation? Ini Cara Cerdas Atur Uangmu!
Tinggal di Jakarta dan Jadi Sandwich Generation? Ini Cara Cerdas Atur Uangmu!

Tips mengatur keuangan untuk sandwich generation jadi skill wajib buat kamu yang harus menanggung biaya hidup orang tua dan anak secara bersamaan. Apalagi kalau kamu tinggal di Jakarta, kota dengan biaya hidup super tinggi, di mana harga-harga sering bikin geleng kepala.

Posisi ini memang berat: kamu harus tetap survive, memenuhi kebutuhan keluarga, sambil memikirkan masa depan finansial. Tapi tenang, kalau punya strategi yang tepat, hidup sebagai sandwich generation bisa lebih ringan.

Melihat Realita Jadi Sandwich Generation di Jakarta

Buat yang belum familiar, sandwich generation itu adalah mereka yang berada di posisi “terjepit”, harus menanggung biaya hidup orang tua sekaligus keluarga intinya . Double tanggung jawab, double pengeluaran.

Nah, kalau lokasinya di Jakarta, bebannya bisa jadi triple. Kenapa? Karena ibu kota ini memegang rekor sebagai salah satu kota dengan biaya hidup tertinggi di Indonesia. Mulai dari harga bahan pokok, transportasi, sampai biaya sekolah, semuanya bikin dompet cepat kering.

Kalau nggak punya perencanaan keuangan yang matang, bukan cuma finansial yang keteteran, mental pun bisa ikut drop. Makanya, penting banget punya strategi supaya kamu tetap bisa keep going, menabung, dan menjaga kestabilan keuangan keluarga.

Kenapa Jakarta Jadi Tantangan Berat untuk Sandwich Generation?

Hidup di Jakarta itu seperti main game ekonomi di level “expert mode”. Ini beberapa alasannya, lengkap dengan penjelasan detailnya:

  1. Biaya kebutuhan pokok tinggi

Harga bahan makanan di Jakarta lebih mahal dibanding kota satelit atau daerah lain. Contohnya, harga cabai, daging, dan sayur di pasar tradisional Jakarta bisa 10–15% lebih tinggi. Apalagi kalau belanja di supermarket besar, selisihnya bisa makin jauh.

  1. Transportasi dan pendidikan mahal

Walaupun ada transportasi umum seperti MRT dan TransJakarta, biaya harian tetap terasa tinggi kalau lokasi rumah dan kantor berjauhan. Untuk pendidikan, sekolah swasta favorit di Jakarta bisa mematok uang pangkal belasan hingga puluhan juta, belum termasuk SPP bulanan yang jutaan rupiah.

  1. Harga sewa atau cicilan rumah melambung tinggi

Properti di Jakarta mahalnya bukan main. Sewa apartemen di lokasi strategis bisa tembus Rp 5–10 juta per bulan, sedangkan cicilan KPR rumah landed bisa menyedot 30–40% gaji bulanan.

  1. Lifestyle pressure alias tekanan gaya hidup

Jakarta punya banyak tempat nongkrong, mall, dan event seru yang bikin pengeluaran gampang bocor. Dari nongkrong di coffee shop, ikut arisan, sampai beli barang branded karena pengaruh sosial, semuanya bisa menggerus anggaran kalau nggak dikendalikan.

  1. Pengeluaran tak terduga tinggi

Biaya kesehatan di Jakarta, terutama di rumah sakit swasta, bisa sangat tinggi. Satu kali rawat inap bisa habis puluhan juta kalau tidak punya asuransi. Begitu juga dengan biaya perbaikan rumah atau kendaraan yang kadang muncul tiba-tiba.

Tips Mengatur Keuangan untuk Sandwich Generation di Jakarta

Kalau kamu lagi berada di posisi sandwich generation, kuncinya adalah punya strategi yang realistis, konsisten, dan fleksibel. Yuk, kita breakdown Tips Mengatur Keuangan untuk Sandwich Generation yang bisa langsung kamu terapkan:

  1. Prioritaskan kebutuhan, bukan keinginan

Mulailah dengan memilah mana yang benar-benar harus dibayar (needs) dan mana yang hanya keinginan (wants). Kebutuhan seperti makan, tempat tinggal, pendidikan, dan kesehatan harus jadi prioritas utama. Menunda membeli barang yang sifatnya hanya memuaskan gaya hidup bisa membantu menjaga kestabilan keuangan dan mencegah cash flow bocor tanpa sadar.

  1. Buat anggaran bulanan yang realistis

Gunakan metode seperti 50-30-20: 50% untuk kebutuhan pokok, 30% untuk gaya hidup, dan 20% untuk tabungan & investasi. Anggaran realistis artinya sesuai dengan penghasilan dan kondisi keluarga, bukan sekadar meniru orang lain. Dengan begitu, kamu bisa mengontrol pengeluaran tanpa merasa terlalu tertekan secara mental.

  1. Pisahkan dana darurat dan tabungan jangka panjang

Dana darurat adalah “tameng” saat ada kejadian tak terduga, minimal setara 6 kali pengeluaran bulanan. Tabungan jangka panjang digunakan untuk tujuan spesifik seperti pendidikan anak, DP rumah, atau dana pensiun. Pisahkan rekeningnya agar uang ini tidak terpakai untuk kebutuhan sehari-hari yang tidak mendesak.

  1. Cari sumber penghasilan tambahan

Mengandalkan satu sumber pendapatan di Jakarta bisa berisiko tinggi, apalagi jika ada pengeluaran mendadak. Pertimbangkan pekerjaan freelance, bisnis kecil, atau bahkan investasi sederhana untuk menambah pemasukan. Pemasukan tambahan ini bisa dialokasikan khusus untuk tabungan atau melunasi utang lebih cepat.

  1. Libatkan keluarga dalam diskusi keuangan

Transparansi keuangan dengan pasangan atau anggota keluarga penting agar semua paham kondisi finansial yang sebenarnya. Dengan begitu, setiap pengeluaran besar bisa didiskusikan dan disepakati bersama. Ini juga mengurangi potensi konflik akibat perbedaan prioritas penggunaan uang.

  1. Kurangi utang konsumtif

Utang konsumtif seperti kartu kredit untuk belanja fashion atau gadget terbaru sering kali membuat pengeluaran membengkak. Fokuslah pada cicilan produktif seperti KPR atau biaya pendidikan anak. Dengan menekan utang konsumtif, ruang untuk menabung dan berinvestasi akan semakin besar.

  1. Gunakan teknologi untuk hemat 

Manfaatkan promo belanja online, cashback dari e-wallet, atau diskon transportasi online untuk menekan pengeluaran harian. Meskipun terlihat kecil, penghematan ini bisa signifikan jika dilakukan konsisten setiap bulan. Gunakan juga aplikasi pencatat keuangan agar kamu punya data jelas untuk evaluasi.

Peran Asuransi Jiwa dalam Perencanaan Keuangan Sandwich Generation

Asuransi jiwa itu seperti safety net yang akan menjaga keluarga kalau terjadi hal tak terduga. Produk seperti Jaga Jiwa Xtra dari JAGADIRI bisa jadi solusi cerdas.

Kenapa Jaga Jiwa Xtra super worth it?

  1. Premi mulai dari Rp 132 ribu/bulan

  2. Perlindungan jiwa dengan manfaat ekstra

  3. Santunan meninggal dunia untuk ahli waris

  4. Premi kembali hingga 110%* jika tidak ada klaim selama 7 tahun

Dengan Jaga Jiwa Xtra, kamu bisa menjaga cash flow keluarga tetap stabil, tanpa takut rencana finansial buyar karena biaya mendadak.

Jadi sandwich generation di Jakarta memang penuh tantangan, tapi dengan strategi yang tepat, disiplin mengatur uang, dan proteksi finansial yang memadai, kamu bisa melewati fase ini dengan lebih tenang. 

Jadi sandwich generation di Jakarta memang penuh tantangan, tapi bukan berarti mustahil buat punya keuangan sehat. Terapkan tips mengatur keuangan untuk sandwich generation di atas, disiplin dalam mengelola budget, dan pastikan punya proteksi seperti Jaga Jiwa Xtra dari JAGADIRI. Cek manfaat selengkapnya di sini yuk!