Siapa di sini yang langsung tergoda maksimal tiap liat tulisan FLASH SALE, 50% OFF, atau Checkout Sekarang Sebelum Kehabisan!? Tenang, kamu nggak sendiri. Fenomena belanja saat diskon udah jadi kebiasaan yang dianggap normal, bahkan menyenangkan banget, khususnya di kalangan Gen Z dan milenial.
Sensasi berburu barang incaran saat promo tuh kayak dapet reward instan yang bikin happy. Tapi sayangnya, kalau dilakukan tanpa kontrol, ini bisa jadi boomerang buat keuangan kamu sendiri. Yuk, kita bahas kenapa kita gampang “terpancing” waktu liat diskon, gimana cara mengatasinya, dan solusi smart biar impulsifnya tetap on budget, cekidot!
Mengenal Lebih Jauh Seputar Fenomena Diskon dan Kalap Belanja
Tren belanja online makin nge-hype setiap tahunnya. Mulai dari flash sale tengah malam, harbolnas 11.11, promo Payday, sampe promo spesial ulang tahun e-commerce. Semua momentum itu dibungkus dengan desain super menarik dan tawaran “must buy” yang bikin kita susah nolak. Akhirnya, banyak dari kita yang nge-checkout bukan karena perlu, tapi cuma karena sayang banget kalo nggak beli sekarang.
Menurut riset dari Journal of Consumer Psychology, impulsive buying dipicu oleh kombinasi emosional dan visual: warna-warna promo, kata-kata mendesak, dan suasana terburu-buru. Kalau udah kalap, kita nggak sempat mikir panjang, apalagi cek saldo. Efek jangka pendeknya? Feeling good. Efek jangka panjangnya? Dompet tipis, nyesel, dan akhirnya nyalahin diri sendiri.
Kenapa Kita Sering Kalap Saat Liat Diskon? Ini Alasannya!
Yuk kita bedah kenapa banyak dari kita sering kehilangan kontrol saat liat diskon, biar tahu akar masalahnya dan bisa lebih mindful pas belanja.
-
FOMO (Fear of Missing Out)
Misalnya kamu lagi scroll Shopee atau TikTok Shop, terus liat info "tinggal 2 lagi", dan harganya cuma segini sampe jam 12 malam aja. Otomatis otak langsung panik, takut ketinggalan momen. Padahal, setelah dibeli, baru sadar: “Aku sebenernya nggak butuh ini, ya?”
-
Emotional Spending
Contohnya: kamu habis dapet nilai jelek, kerjaan numpuk, atau lagi galau—langsung deh buka marketplace dan beli random barang kayak lilin aromaterapi, hiasan kamar, bahkan mic wireless buat karaoke dadakan. Walaupun efek happy-nya instan, tapi setelah itu bisa muncul rasa bersalah karena uangnya kepake buat hal yang nggak penting.
-
Teknik Marketing Brand yang Semakin Canggih
Mulai dari countdown timer, badge "HOT!", gratis ongkir ekstra, sampai push notif bertubi-tubi, semuanya dirancang untuk menciptakan urgensi. Bahkan banyak e-commerce yang pakai teknik psikologis kayak warna merah menyala untuk memicu otak kamu ambil keputusan cepat.
-
Budaya “Self-Reward” yang Kurang Terfilter
Kata orang, hidup udah susah, jadi boleh dong manjain diri? Boleh banget. Tapi kalau setiap pencapaian kecil dirayakan dengan beli sepatu baru, skincare baru, atau kopi mahal tiap sore, lama-lama kamu cuma kerja buat ngegaji impulsifmu sendiri.
-
Lingkungan Sosial yang Penuh Trigger
Grup WhatsApp keluarga rame bahas promo. Di TikTok, influencer ngasih "link di bio" untuk barang yang katanya wajib punya. Teman nongkrong bahas barang-barang lucu yang lagi diskon. Lingkungan digital kita penuh banget sama trigger konsumtif yang bikin susah buat stay kalem.
Cara Tidak Kalap Saat Melihat Diskon Biar Gak Boncos!
Jangan khawatir, kamu bisa banget nikmatin diskon tanpa harus kalap. Nih, beberapa strategi biar kamu tetap cool-headed saat e-commerce lagi ngasih promo besar-besaran:
-
Bikin Wishlist, Belanja Sesuai Kebutuhan
Misalnya kamu udah tahu bulan depan pengen beli headset baru. Masukin dulu ke wishlist, bandingin harga, dan tunggu waktu diskon. Jangan malah beli sandal gemes yang nggak direncanakan, cuma karena muncul di homepage.
-
Cek Dompet dan Saldo Sebelum Checkout
Biasakan punya budgeting per bulan buat “belanja santai”. Kalau udah kepake, ya stop dulu. Jangan andalkan PayLater, karena ujung-ujungnya malah nyesek bayar cicilan bulan depan.
-
Gunakan Metode 24 Jam Rule
Tiap kali pengen beli sesuatu, tahan dulu selama 24 jam. Kamu bisa bikin catatan kecil: “Kenapa aku pengen beli ini?” Kalau sehari kemudian kamu masih merasa butuh, itu berarti keputusan yang lebih rasional.
-
Unfollow Akun-Akun Promo
Kalau kamu merasa tiap scroll IG selalu ending-nya di e-commerce, mungkin udah saatnya detox. Unfollow akun yang sering kasih “racun”, dan follow akun budgeting atau literasi finansial buat nambah insight.
-
Prioritaskan Kebutuhan Jangka Panjang
Contoh gampang: kamu tergoda beli smartwatch baru karena liat diskon 40%, padahal smartwatch yang sekarang masih bagus. Bandingkan dengan manfaat menabung atau beli proteksi asuransi, jangka panjangnya lebih win.
-
Cari Alternatif Pengganti “Healing Belanja”
Kalau kamu sering belanja karena bosan atau stres, coba ganti dengan aktivitas lain: journaling, nonton film, atau jalan kaki sore. Aktivitas itu bisa kasih efek bahagia juga, tapi gratis.
-
Ajak Teman Buat Saling Ingetin
Kamu bisa bikin financial buddy system bareng sahabat. Tiap mau checkout, saling DM buat minta pendapat: “Worth it nggak sih beli ini?” Kadang masukan dari orang lain bikin kita lebih waras.
Waktunya Ganti “Belanja Impulsif” dengan Investasi Jangka Panjang!
Kita semua pernah kalap. Tapi, gimana kalau uang ‘flash sale’ itu dipake buat sesuatu yang bisa bantu kita lebih siap menghadapi masa depan?
Coba deh bayangin:
-
Daripada beli skincare viral yang belum tentu cocok, kamu pakai duitnya buat dana darurat.
-
Daripada nambah koleksi outfit yang belum dipakai semua, kamu alihin ke proteksi finansial yang bisa bantu keluarga kalau kamu kenapa-kenapa.
Menurut laporan dari OJK, tingkat literasi keuangan anak muda Indonesia masih di bawah 40%. Artinya, banyak dari kita yang belum sadar pentingnya punya strategi jangka panjang untuk jaga finansial. Padahal, makin cepat mulai, makin ringan bebannya.
Punya proteksi itu bukan soal takut, tapi soal siap. Karena dalam hidup, risiko itu selalu ada, dan asuransi bisa jadi backup plan terbaik ketika hal tak terduga datang.
Jaga Jiwa Xtra: Biar Gak Cuma Barang yang Kamu Jaga, Tapi Juga Masa Depan!
Setelah kamu mulai belajar menahan diri dan lebih bijak dalam belanja, itu tandanya kamu udah satu langkah lebih dewasa secara finansial. Dan langkah selanjutnya yang nggak kalah penting? Punya perlindungan jangka panjang.
Kenalin nih, Jaga Jiwa Xtra, produk proteksi jiwa andalan dari JAGADIRI. Kenapa ini worth it?
-
Santunan meninggal dunia (bukan hanya karena kecelakaan)
-
Premi super terjangkau mulai dari Rp132 ribuan aja
-
Pengembalian premi sampai 110%* kalau nggak ada klaim
-
Bisa jadi bentuk nyata kamu sayang diri sendiri dan pasangan
Mulai sekarang, yuk jaga nggak cuma keranjang belanja kamu, tapi juga masa depan kamu dan orang-orang yang kamu cintai. Langsung aja kepoin semua manfaatnya dan hitung estimasi premi kamu di website JAGADIRI!
