

Pernah ngalamin, niatnya cuma scroll bentar di e-commerce, tapi tiba-tiba udah ada notifikasi “Pesananmu sedang diproses”? Tenang, kamu gak sendiri. Di era digital kayak sekarang, dampak negatif perilaku konsumtif makin sering terjadi, apalagi karena trik-trik halus yang diselipkan brand ke dalam tampilan promosi mereka. Dari warna, kata-kata “diskon terbatas”, sampai notifikasi yang bikin gelisah, semuanya dibuat buat satu tujuan: bikin kamu checkout tanpa pikir panjang! Mari kita bahas lebih lanjut.
Kenapa Kita Sering Belanja Padahal Gak Butuh?
Zaman sekarang, belanja itu gak cuma soal kebutuhan. Kadang malah lebih ke soal mood, pelarian, atau FOMO. Brand tahu banget hal ini dan mereka jago banget mainin emosi kita lewat strategi psikologis.
-
Lagi suntuk? Buka e-commerce.
-
Lihat tulisan “Diskon 70% cuma hari ini”? Langsung klik.
-
Dengar notifikasi promo masuk? Rasanya kayak sayang banget kalau dilewatkan.
Belanja bukan lagi soal logika, tapi emosi dan impuls, dan inilah awal mula dari dampak negatif perilaku konsumtif.
Trik Psikologi Brand yang Diam-Diam Menggoda Kamu
Supaya kamu gak gampang kejebak, yuk kenali beberapa trik psikologi yang sering dipakai brand biar kamu checkout tanpa mikir panjang:
-
Warna-Warni yang Bikin Tergoda
Warna merah itu identik dengan urgensi. Makanya tombol “BELI SEKARANG” atau label diskon biasanya merah menyala. Biru dipakai buat ningkatin rasa percaya, oranye buat ajakan tindakan cepat.
-
Countdown Timer dan Flash Sale
“Waktu tersisa: 00:12:48” bikin kamu ngerasa harus buru-buru ambil keputusan. Padahal sebenarnya gak seurgent itu. Teknik ini mainin FOMO kamu.
-
Harga Coret & Limited Stock
Dari “Rp500.000” jadi “Rp199.000” tuh bikin kita merasa hemat padahal belum tentu. Apalagi ditambah tulisan “Stok tinggal 3 lagi!”. Itu semua buat ngedorong kamu beli tanpa mikir.
-
Notifikasi dan Email Promo
Ding! “Ada diskon 11.11 cuma hari ini!” Bahkan saat kamu gak butuh apa pun, otak kamu langsung ke-trigger buat “liat-liat dulu ah”.
-
Testimoni dan Fake Urgency
“5 orang lagi sedang melihat produk ini.” iya, bisa aja bener, tapi bisa juga rekayasa. Tujuannya satu: bikin kamu merasa harus beli sekarang.
-
Free Ongkir di Batas Belanja
Kamu cuma butuh sabun seharga Rp30 ribu, tapi akhirnya belanja Rp100 ribu biar free ongkir. Padahal ongkir cuma Rp10 ribu. See the trick?
Dampak Negatif Perilaku Konsumtif ke Keuangan Kamu
Sering ngerasa uang cepat habis tapi gak tahu kemana perginya? Bisa jadi ini efek lanjutan dari strategi-strategi di atas. Dan inilah bentuk nyata dampak negatif perilaku konsumtif yang sering diremehkan:
-
Belanja impulsif jadi kebiasaan rutin
-
Gaji habis untuk hal nggak penting
-
Barang numpuk tapi gak terpakai
-
Nggak punya dana darurat
-
Stres karena keuangan gak stabil
Parahnya, saat ada kejadian tak terduga, kayak harus rawat inap atau kena PHK, kamu gak siap sama sekali. Di situlah bahaya sebenarnya dari kebiasaan konsumtif.
Cara Cegah Perilaku Konsumtif dengan Sadar, Tunda, dan Prioritaskan!
-
Sadar: Kenali Pemicu Kamu
Pertama-tama, kamu harus tahu dulu apa pemicunya. Banyak dari kita belanja karena pelarian stres, bosan, atau bahkan cuma karena iseng. Mulai perhatikan kapan kamu paling sering belanja impulsif: pas lembur? habis lihat Instagram orang lain? atau habis gajian?
Kalau udah sadar polanya, kamu bisa mulai bikin batasan. Misalnya, gak buka aplikasi belanja setelah jam 9 malam, atau nggak scroll marketplace pas lagi suntuk.
-
Tunda: Tunggu 24 Jam Sebelum Checkout
Kunci dari menghindari impulsif buying adalah kasih waktu buat diri kamu berpikir. Gunakan “24 Hour Rule” jadi kalau kamu pengin beli barang non-kebutuhan, masukin dulu ke wishlist dan biarkan selama 24 jam.
Biasanya, keinginan itu bakal mereda dengan sendirinya. Kalau setelah 24 jam kamu masih pengin dan merasa perlu, baru pertimbangkan beli.
-
Prioritaskan: Butuh atau Mau?
Klasik tapi powerful. Setiap mau beli sesuatu, tanya: "Ini gue beli karena butuh atau cuma pengin doang?"
Kalau kamu sendiri udah tahu barang itu gak bakal sering dipakai, mending tahan dulu. Uang yang kamu keluarkan untuk keinginan sesaat bisa dialihkan ke hal-hal yang jauh lebih penting, seperti dana darurat atau perlindungan kesehatan.
-
Hapus Trigger dari Sekitar Kamu
Kalau kamu tahu notifikasi atau email promo sering bikin khilaf, segera matikan. Unfollow akun-akun diskon, unsubscribe email promo, dan kurangi waktu buka e-commerce kalau gak perlu.
Semakin sering kamu lihat promo, semakin tinggi kemungkinan kamu checkout. Jadi, buat jarak aman dari trigger-triggermu sendiri.
-
Alihkan Dana Belanja Jadi Investasi Buat Diri
Gak usah muluk-muluk, mulai dari yang sederhana. Misalnya, alihkan Rp20.000 per hari yang biasanya kamu pakai buat ngopi ke dana proteksi kesehatan. Dalam sebulan kamu udah bisa punya premi untuk asuransi yang bermanfaat banget.
Self-care itu bukan cuma skincare, tapi juga self-protection. Dan proteksi kesehatan adalah salah satu bentuk investasi terbaik buat masa depan kamu, terutama kalau kamu hidup mandiri atau sudah mulai berkeluarga.
Belanja Gak Dilarang, Tapi Proteksi Diri Lebih Penting!
Kamu boleh banget beli hal-hal yang bikin kamu happy, asal tetap tahu batas dan prioritas. Salah satu bentuk self-love yang sering dilupakan adalah punya perlindungan kesehatan. Karena kondisi finansial kamu bisa langsung goyah kalau tiba-tiba harus opname, operasi, atau periksa rutin dan gak semua biaya bisa ditutup dari tabungan.
Nah, supaya kamu tetap aman dan gak panik saat hal tak terduga terjadi, ada Jaga Sehat Pilihanku dari JAGADIRI yang bisa bantu kamu jaga diri dan orang tersayang , mulai dari harga yang super terjangkau, cuma Rp12 ribu per bulan.
Manfaat Jaga Sehat Pilihanku:
-
Plan Silver
Dapat santunan harian jika kamu harus rawat inap akibat sakit atau kecelakaan.
-
Plan Gold
Dapat santunan harian rawat inap plus santunan pembedahan karena sakit atau kecelakaan.
-
Plan Platinum
Paket paling lengkap! Dapat santunan rawat inap, pembedahan, dan rawat jalan. Cocok buat kamu yang pengin perlindungan menyeluruh.
Mulai dari kamu, buat jaga dompet dan kesehatan bareng asuransi tanpa beban dari JAGADIRI. Yuk, mulai aware dengan dampak negatif perilaku konsumtif dan proteksi diri sekarang juga!