

Pernahkah kamu mendengar tentang istilah “krisis mental”? Atau mungkin kamu mengalaminya sendiri? Yap, di era digital ini, topik kesehatan mental makin rame dibahas. Apalagi buat Generasi Z yang lahir antara akhir 1990-an hingga awal 2010-an, dan kesehariannya gak lepas dari media sosial, tuntutan akademis, serta berbagai tekanan lainnya. Gak heran sih, kalau banyak dari kita yang ngerasa stres, cemas, bahkan depresi.
Menurut studi terbaru, angka kejadian gangguan kecemasan dan depresi meningkat secara signifikan di kalangan generasi ini. Nah, penting banget nih buat kamu untuk memahami krisis mental yang dihadapi Gen Z. Supaya kamu bisa lebih peka dan memberikan support yang tepat buat teman dan kerabat dekat yang berada pada situasi ini. Yuk, simak artikel ini sampai habis!
Apa Sih Krisis Mental Itu?
Secara simpel, krisis mental adalah kondisi di mana seseorang ngerasa kewalahan dan gak mampu mengatasi stres atau masalah yang dihadapinya. Hal ini bisa berakibat pada berbagai gangguan mental, seperti kecemasan, depresi, bahkan sampai self-harm.
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Yayasan Pulih pada tahun 2023, 9 dari 10 Gen Z di Indonesia mengalami gangguan kecemasan. Hal ini menunjukkan bahwa krisis mental bukan lagi isu yang bisa disepelekan.
Studi lain dari Universitas Gadjah Mada di tahun 2022 menemukan bahwa jumlah kasus depresi pada Gen Z di Indonesia mencapai hingga 20%. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Data-data ini menunjukkan bahwa krisis mental adalah masalah serius yang harus dihadapi oleh Gen Z dan masyarakat secara luas.
Ciri-Ciri Krisis Kesehatan Mental yang Wajib Diketahui
Krisis kesehatan mental bisa dikenali dari beberapa tanda yang muncul dalam perilaku dan emosi seseorang. Berikut adalah beberapa ciri-cirinya:
-
Perubahan Mood yang Drastis
Perubahan mood yang tiba-tiba dan ekstrem adalah salah satu tanda utama. Seseorang bisa tiba-tiba berubah dari sangat bahagia menjadi sangat sedih atau marah tanpa alasan yang jelas. Mood swing seperti ini bisa menjadi tanda bahwa ada masalah kesehatan mental yang sedang dialami.
-
Penarikan Diri dari Lingkungan Sosial
Kalau biasanya seseorang aktif dalam bergaul dan tiba-tiba jadi lebih suka menyendiri, ini bisa jadi tanda krisis mental. Mereka mungkin mulai menghindari teman-temannya, tidak tertarik dengan kegiatan sosial, dan lebih banyak menghabiskan waktu sendiri.
-
Perubahan Pola Tidur dan Makan
Gangguan tidur seperti insomnia atau tidur berlebihan, serta perubahan nafsu makan yang drastis juga bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan mental. Mereka mungkin mengalami kesulitan tidur di malam hari atau merasa sangat lelah sepanjang waktu.
-
Penurunan Prestasi Akademis atau Pekerjaan
Jika seseorang yang biasanya berprestasi tiba-tiba mengalami penurunan dalam kinerja akademis atau pekerjaan, ini bisa menjadi sinyal adanya krisis mental. Mereka mungkin kehilangan minat atau merasa tidak mampu untuk fokus dan menyelesaikan tugas-tugas mereka.
-
Kehilangan Minat pada Aktivitas yang Disukai
Seseorang yang sebelumnya punya hobi atau aktivitas favorit mungkin tiba-tiba kehilangan minat pada hal-hal tersebut. Mereka mungkin merasa tidak ada energi atau semangat untuk melakukan aktivitas yang biasa mereka nikmati.
-
Munculnya Pemikiran atau Perilaku Bunuh Diri
Pikiran atau perilaku bunuh diri adalah tanda krisis mental yang sangat serius. Jika seseorang mulai berbicara tentang bunuh diri, merasa putus asa, atau merasa tidak ada jalan keluar, penting untuk segera mencari bantuan profesional.
-
Perasaan Tidak Berharga atau Bersalah
Perasaan tidak berharga atau bersalah yang berlebihan juga bisa menjadi tanda krisis mental. Seseorang mungkin merasa tidak berarti, tidak berharga, atau selalu merasa bersalah atas hal-hal yang tidak bisa mereka kontrol.
Penyebab Krisis Kesehatan Mental Generasi Z
Banyak faktor yang bisa menyebabkan krisis mental pada generasi Z. Beberapa penyebab utama antara lain:
-
Tekanan Akademis: Gen Z dihadapkan dengan tuntutan akademis yang tinggi untuk mencapai kesuksesan.
-
Media Sosial: Paparan media sosial yang berlebihan dapat menimbulkan kecemburuan sosial, FOMO (Fear of Missing Out), dan cyberbullying.
-
Kurangnya Dukungan Sosial: Gen Z sering kali merasa terisolasi dan kesepian karena kesibukan dan gaya hidup individualistik.
-
Ketidakpastian Masa Depan: Gen Z hidup di era yang penuh ketidakpastian, seperti perubahan iklim, krisis ekonomi, dan gejolak politik.
Lalu, Apa Saja Tips Jitu Menangkal Krisis Mental?
Di era digital ini, stres, cemas, dan depresi udah kayak jadi tamu tak diundang di kehidupan Gen Z. Tapi tenang aja! Ada banyak cara yang bisa kamu lakukan untuk mencegah krisis mental dan menjaga kesehatan mentalmu. Yuk, simak tips jitu berikut ini:
1. Jaga Pola Hidup Sehat
-
Tidur yang Cukup: 7-8 jam tidur berkualitas per hari itu wajib! Kurang tidur bisa bikin kamu mudah cemas dan depresi.
-
Makan Sehat: Konsumsi makanan bergizi seimbang dan hindari junk food. Usahakan untuk perbanyak sayur, buah, dan protein.
-
Olahraga Teratur: Luangkan waktu minimal 30 menit per hari untuk berolahraga. Olahraga bisa bikin mood kamu lebih baik dan mengurangi stres.
2. Kelola Emosimu dengan Baik
-
Luangkan Waktu untuk Diri Sendiri: Lakukan kegiatan yang kamu sukai, seperti membaca buku, mendengarkan musik, atau meditasi.
-
Berbagi Cerita dengan Orang Terdekat: Ceritakan apa yang kamu rasakan kepada teman, keluarga, atau orang yang kamu percaya. Jangan segan buat curhat atau ngobrol dengan mereka. Sejatinya, koneksi sosial yang baik bisa jadi support system yang kuat saat kamu lagi down.
-
Belajar Teknik Relaksasi: Ada banyak teknik relaksasi yang bisa kamu coba, seperti yoga, mindfulness, atau pernapasan dalam.
3. Bangun Hubungan yang Positif
-
Luangkan Waktu Bersama Orang Terkasih: Habiskan waktu bersama keluarga dan teman-teman yang membuatmu bahagia.
-
Bergabung dengan Komunitas: Temukan komunitas yang sesuai dengan minatmu. Hal ini bisa membantumu bertemu dengan orang-orang baru dan membangun hubungan yang positif.
-
Hindari Pengaruh Negatif: Jauhi orang-orang yang toxic dan selalu membawa energi negatif.
4. Cari Bantuan Profesional
-
Jangan Ragu untuk Berkonsultasi dengan Psikolog atau Psikiater: Kalau kamu merasa stres, cemas, atau depresi yang parah, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional, ya! Mereka akan lebih paham dengan situasi yang sedang kamu alami.
-
Gunakan Layanan Kesehatan Mental Online: Ada banyak layanan kesehatan mental online yang bisa kamu akses dengan mudah.
-
Batasi Penggunaan Media Sosial
Terlalu banyak waktu di media sosial bisa bikin kita merasa nggak puas sama diri sendiri. Mulai sekarang, batasi waktu online kamu dan fokus pada kegiatan yang lebih produktif.
Itulah dia penjelasan selengkapnya mengenai krisis mental. Ingat, kamu tidak sendirian! Banyak orang yang mengalami krisis mental dan bisa melewatinya kok. Yang terpenting adalah kamu berani untuk mencari bantuan dan tidak ragu untuk berbicara tentang apa yang kamu rasakan.
Selain itu, kita harus lebih peka sama orang-orang di sekitar kita yang mungkin lagi ngalamin tanda-tanda krisis mental, nih. Soalnya, krisis mental itu bisa berdampak serius banget, lho!
Yang paling sering diabaikan, tapi penting banget, adalah proteksi diri dengan asuransi kesehatan dan jiwa dari Jaga Diri bernama Jaga Sehat. Produknya lengkap banget, mulai dari Jaga Sehat Pilihanku sampai Jaga Sehat Plus yang bisa bantu kamu mulai dari Rp10.000 aja, lho. Fasilitasnya lengkap, daftar juga gampang banget. Langsung aja meluncur ke website Jaga Diri dan sesuaikan dengan kebutuhanmu sekarang juga!