

Guys, tahu nggak sih kalau gangguan bipolar itu adalah kondisi kesehatan mental yang serius dan kompleks? Gangguan ini ditandai sama perubahan suasana hati yang ekstrem, dari depresi yang dalam sampai mania yang tinggi banget.
Menurut data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), ada sekitar 45 juta orang di seluruh dunia yang menderita gangguan bipolar, dan jumlah kasusnya lumayan tinggi di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
Di Indonesia sendiri, survei Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan sekitar 0,46% masyarakat mengalami gangguan mental emosional, termasuk gangguan bipolar, lho!
Jadi, memahami gejala gangguan bipolar itu penting banget buat deteksi dini dan penanganan yang tepat, biar yang mengalami bisa hidup lebih stabil dan produktif. Yuk, simak lebih lanjut mengenai gejala gangguan bipolar!
Apa itu Penyakit Bipolar?
Bipolar itu adalah gangguan mental yang bikin suasana hati seseorang berubah-ubah secara drastis. Kalau lagi mania, mereka bisa merasa super bersemangat, energik, dan bahkan merasa nggak perlu tidur sama sekali.
Tapi kalau lagi depresi, mereka bisa merasa sedih banget, nggak punya energi, dan susah banget buat menikmati hal-hal yang biasanya disukai. Perubahan ini bisa berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu, dan sering kali bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.
Jenis-jenis Gangguan Bipolar
Gangguan bipolar punya beberapa jenis yang berbeda, dan tiap jenis punya karakteristik sendiri. Yuk, kita bahas satu-satu!
-
Bipolar Tipe I
Bipolar I Disorder ini yang paling sering kita dengar. Tipe ini ditandai dengan episode mania yang intens banget, sampai bisa berlangsung setidaknya tujuh hari atau cukup parah sampai butuh perawatan di rumah sakit.
Episode depresi biasanya juga terjadi dan berlangsung setidaknya dua minggu. Orang dengan Bipolar I bisa mengalami campuran episode mania dan depresi dalam waktu yang sama.
-
Bipolar Tipe II
Bipolar II Disorder agak beda dari tipe I. Di sini, episode manianya nggak se-ekstrem Bipolar I, dan disebut sebagai hipomania. Tapi, episode depresinya bisa lebih parah dan berlangsung lebih lama. Orang dengan Bipolar II sering kali merasa lebih kesulitan karena depresi yang mendalam.
-
Cyclothymic Disorder (Gangguan Siklotimia)
Cyclothymic Disorder adalah tipe yang lebih ringan dari gangguan bipolar. Orang dengan siklotimia mengalami banyak periode hipomania dan depresi ringan selama setidaknya dua tahun (satu tahun pada anak dan remaja). Gejalanya mungkin nggak seberat Bipolar I atau II, tapi tetap bisa mengganggu kehidupan sehari-hari.
-
Jenis Bipolar Lainnya
Selain tipe-tipe di atas, ada juga jenis bipolar lain yang nggak spesifik atau nggak cocok masuk ke dalam kategori Bipolar I, II, atau siklotimia. Kadang disebut dengan "bipolar and related disorders due to another medical or substance abuse disorder". Ini bisa termasuk gangguan bipolar yang disebabkan oleh kondisi medis lain atau penggunaan obat-obatan tertentu.
Lalu, Apa Penyebab Bipolar?
Nah, kalau ngomongin soal penyebab, gangguan bipolar itu nggak ada satu penyebab yang pasti. Biasanya, hal ini gabungan dari beberapa faktor, seperti:
yebab, gangguan bipolar itu nggak ada satu penyebab yang pasti. Biasanya, ini gabungan dari beberapa faktor, seperti:
Faktor Genetik
Faktor genetik memainkan peran besar dalam risiko seseorang mengalami gangguan bipolar. Kalau ada anggota keluarga yang punya gangguan bipolar, kemungkinan besar seseorang juga bisa kena. Studi menunjukkan bahwa jika salah satu orang tua menderita bipolar, risiko anak untuk mengalami kondisi ini meningkat. Faktor keturunan ini memengaruhi bagaimana otak mengelola zat kimia yang mengatur suasana hati.
Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan, seperti stres berat atau trauma, bisa memicu atau memperparah gejala bipolar. Contohnya, kejadian besar yang bikin stres seperti kehilangan orang yang disayangi, kecelakaan, atau pengalaman hidup yang bikin trauma bisa menjadi pemicu utama. Lingkungan sosial dan situasi kehidupan juga berperan, seperti hubungan yang buruk dengan keluarga atau teman, atau tekanan dari pekerjaan.
Ketidakseimbangan Kimiawi di Otak
Gangguan bipolar juga bisa terkait sama ketidakseimbangan neurotransmitter atau zat kimia di otak yang mengatur suasana hati. Ketidakseimbangan ini bisa mempengaruhi cara kerja otak dan mengakibatkan perubahan mood yang ekstrem.
Gejala Gangguan Bipolar
Gangguan bipolar itu unik banget karena ada dua fase utama yang dinilai sangat berbeda: mania dan depresi. Biar lebih jelas, yuk kita bedah perbedaan gejala antara mania dan depresi!
-
Gejala Mania
-
Energi Berlebih: Saat lagi mania, kamu bisa punya energi yang luar biasa, kayak baterai yang nggak habis-habis. Rasanya bisa aja nggak butuh tidur sama sekali.
-
Perasaan Euforia: Perasaan happy banget tanpa sebab jelas. Bisa jadi terlalu optimis dan merasa bisa ngelakuin apa aja.
-
Kehilangan Inhibisi: Kamu jadi impulsif dan sering bikin keputusan tanpa pikir panjang. Misalnya, tiba-tiba beli barang mahal atau bikin investasi besar yang nggak direncanain.
-
Bicara Cepat: Bicara jadi cepat banget dan lompat-lompat dari satu topik ke topik lainnya. Orang yang dengerin kadang susah ngikutin.
-
Peningkatan Aktivitas: Aktivitas jadi super banyak dan nggak ada istirahat. Mulai dari proyek baru, kerja terus, atau ngegym berlebihan.
-
Gejala Depresi
-
Kehilangan Minat: Saat lagi depresi, hal-hal yang biasanya seru jadi nggak menarik sama sekali. Hobi yang dulu disukai, sekarang kayak nggak ada gregetnya.
-
Kelelahan: Beda sama mania yang energinya berlebih, saat depresi kamu bisa merasa capek banget, sampai buat ngelakuin hal kecil aja susah banget.
-
Perasaan Putus Asa: Rasa sedih yang dalam, merasa nggak ada harapan, dan putus asa. Mood bisa drop banget, kayak dunia runtuh.
-
Gangguan Tidur: Pola tidur jadi kacau. Bisa jadi insomnia alias susah tidur, atau malah tidur terus-terusan tapi tetap capek.
-
Perubahan Nafsu Makan: Nafsu makan berubah drastis. Bisa jadi nggak selera makan sama sekali atau malah makan terus-terusan buat mengalihkan rasa sedih.
Lalu, Gimana Cara Mengatasi Gangguan Bipolar?
Kalau kamu atau orang terdekatmu punya gejala-gejala kayak di atas, jangan panik dulu! Karena ada beberapa cara buat mengatasi gangguan bipolar, antara lain:
-
Konsultasi ke Profesional
Langkah pertama dan paling penting adalah konsultasi ke profesional kesehatan mental, seperti psikolog atau psikiater. Mereka bisa bantu diagnosis dan memberikan perawatan yang tepat.
-
Terapi Psikologis
Terapi kognitif-perilaku (CBT) bisa membantu banget buat mengelola gejala bipolar. Terapi ini membantu memahami dan mengubah pola pikir negatif yang bisa mempengaruhi suasana hati.
-
Obat-obatan
Dokter bisa meresepkan obat untuk membantu mengelola gejala, seperti mood stabilizer, antidepresan, atau antipsikotik. Penting banget buat minum obat sesuai resep dan nggak berhenti tiba-tiba tanpa konsultasi dokter.
-
Dukungan Sosial
Dukungan dari keluarga dan teman-teman juga penting banget. Mereka bisa memberikan dukungan emosional dan membantu mengingatkan buat terus menjalani perawatan.
-
Gaya Hidup Sehat
Mengatur pola tidur yang baik, makan makanan sehat, dan rutin olahraga juga bisa membantu stabilisasi suasana hati. Hindari alkohol dan narkoba karena bisa memperparah gejala.
Itulah penjelasan lengkap mengenai pengertian hingga gejala gangguan bipolar yang wajib kamu tahu. Jika kamu mengalami hal di atas, jangan coba-coba untuk diagnosa diri sendiri tanpa cek ke profesional terlebih dahulu ya.
Nah, jika ingin terlindungi dari berbagai penyakit, Jaga Diri punya proteksi kesehatan yang lengkap dan tanpa beban. Mulai dari Jaga Sehat Pilihanku sampai Jaga Sehat Plus semuanya lengkap!
Kamu bisa pilih asuransi kesehatan sesuai kebutuhanmu, tercover buat berbagai kondisi seperti sakit akibat kecelakaan, berobat rawat jalan atau rawat inap, hingga penyakit kritis. Premi asuransi kesehatan juga bisa disesuaikan dengan kebutuhan, mulai dari Rp10 ribu kamu udah bisa dapetin perlindungan kesehatan dari Jaga Diri. Yuk, cek kebutuhan kamu sekarang, pilih produknya, dan rasain manfaatnya!