Emang Ada Orang Liburan Buat Tidur Doang? Ada Dong, Ini Eranya Sleep Tourism!

27 Oct 2025
Emang Ada Orang Liburan Buat Tidur Doang? Ada Dong, Ini Eranya Sleep Tourism!
Emang Ada Orang Liburan Buat Tidur Doang? Ada Dong, Ini Eranya Sleep Tourism!

Setiap orang punya gaya liburan masing-masing. Ada yang suka menjelajah kuliner, hunting tempat ngopi aesthetic, atau mencari pemandangan alam yang bisa jadi latar foto instagramable. Liburan biasanya identik dengan aktivitas seru, agenda padat, dan energi yang terus terpakai dari pagi sampai malam. Tapi, pernah enggak sih kamu berpikir untuk liburan jauh tapi cuma buat tidur?

 

Kedengarannya aneh, tapi tren ini benar-benar nyata dan bahkan semakin populer di berbagai negara. Konsep tersebut dikenal sebagai sleep tourism, konsep liburan yang tujuan utamanya istirahat total, memulihkan energi, dan memperbaiki kualitas tidur setelah berbulan-bulan disibukkan oleh rutinitas yang padat. Yuk kenalan lebih lanjut sama konsep sleep tourism!

 

Apa Itu Sleep Tourism?

 

Sleep tourism adalah konsep liburan yang menunjukkan konsep healing yang sebenarnya. Menempatkan tidur sebagai tujuan utama, bukan sekadar aktivitas pendukung. Dalam tren ini, banyak orang rela melakukan perjalanan jauh hanya untuk bisa tidur dengan tenang tanpa gangguan. Tempat yang dipilih juga disesuaikan agar bisa  mendukung relaksasi dan istirahat maksimal.

 

Jika biasanya liburan identik dengan mengeksplorasi tempat-tempat baru, sleep tourism menekankan pentingnya jeda sejenak dari hiruk pikuk kehidupan. Banyak orang kini merasa lelah bukan karena kurang waktu, melainkan karena sulit mendapatkan kualitas istirahat yang baik. Tidur di rumah pun sering kali tidak cukup karena gangguan cahaya, kebisingan, atau stres pekerjaan yang menumpuk.

 

Untuk mendukung tren sleep tourism, beberapa hotel dan resort di berbagai belahan dunia kini berinovasi menghadirkan program khusus sleep retreat atau sleep wellness. Fasilitas yang disediakan mulai dari kasur berteknologi tinggi yang bisa mengikuti postur tubuh, pengatur suhu otomatis, pencahayaan yang nyaman, aromaterapi, hingga sesi meditasi dan pijat relaksasi sebelum tidur. Semua fasilitas ini ditawarkan agar tamu bisa melakukan sleep tourism dengan pengalaman yang mengesankan.



Mengapa Sleep Tourism Menjadi Populer?

 

Sleep tourism lahir karena gaya hidup modern yang penuh tuntutan. Gaya hidup cepat, tekanan pekerjaan, serta paparan teknologi tanpa henti membuat banyak orang mengalami gangguan tidur kronis. Di Indonesia, survei Kemenkes menunjukkan bahwa sekitar 1 dari 3 orang dewasa tidur kurang dari 7 jam setiap malam. Kurang tidur dalam jangka panjang dapat menurunkan daya tahan tubuh, menurunkan produktivitas, bahkan meningkatkan risiko penyakit jantung.

 

Bagi beberapa orang, liburan yang diharapkan bisa memulihkan energi justru sering berakhir dengan kelelahan baru. Itinerary padat, perjalanan jauh, hingga keinginan untuk “memanfaatkan waktu liburan sebaik mungkin” malah membuat tubuh semakin lelah. Sleep tourism hadir sebagai gaya liburan baru. Tanpa tekanan, tanpa target, dan hanya fokus pada kenyamanan diri sendiri. 

 

Tren sleep tourism juga didorong oleh meningkatnya kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan mental.  Setelah pandemi, banyak orang mulai mengutamakan kesehatan fisik dan mental dibanding kesenangan sesaat. Tidur yang berkualitas kini dianggap sebagai bagian penting dari gaya hidup sehat yang sama pentingnya dengan olahraga dan pola makan seimbang.

 

Apa yang Perlu Dipersiapkan untuk Sleep Tourism

 

Meskipun tujuan utama sleep tourism adalah istirahat maksimal, ada beberapa hal yang sebaiknya dipersiapkan agar pengalaman ini benar-benar memberikan efek healing dan relaksasi sesuai dengan yang kamu harapkan. Persiapan juga dibutuhkan agar kamu enggak merasa sia-sia mengeluarkan budget untuk sleep tourism

 

1. Pilih Lokasi yang Mendukung Ketenangan

Pemilihan lokasi liburan menjadi poin penting untuk melakukan sleep tourism. Hindari tempat bising seperti hiruk pikuk kota. Pilih destinasi yang menenangkan seperti pedesaan dan pegunungan. Biarkan suara burung, semilir angin, atau gemericik air mememani waktu istirahat kamu.  Beberapa hotel wellness bahkan memiliki teknologi soundproof jika kamu tidak ingin ada gangguan sedikit pun selama tidur.




2. Rancang Itinerary Santai 

Kunci keberhasilan sleep tourism adalah ketenangan dari istirahat, jadi jangan bebani diri kamu dengan itinerary padat. Hindari jadwal penuh dari pagi hingga malam. Fokus pada aktivitas ringan seperti meditasi, yoga, membaca buku, atau sekadar duduk menikmati pemandangan. Biarkan tubuh beristirahat tanpa tekanan waktu. Aktivitas seminimal agar bisa beristirahat dengan berkualitas. 

3. Siapkan Barang Pendukung Tidur Nyenyak

Bawalah barang-barang yang membuat tidurmu lebih nyaman, seperti bantal leher favorit, sleep mask, penutup telinga, atau essential oil dengan wangi favoritmu. Barang-barang kecil ini dapat membantu menciptakan rasa aman dan familiar, sehingga tubuh lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan baru dan membuat tidur kamu lebih berkualitas. .

4. Hindari Distraksi

Biar pengalaman sleep tourism kamu lebih maksimal, hindari segala bentuk distraksi. Tinggalkan pekerjaan dan jika memungkinkan lakukan digital detox dengan mengurangi screen time. Menghindari layar sebelum tidur terbukti membantu tubuh memproduksi hormon melatonin (mengatur siklus tidur) secara alami. 

 

Pro dan Kontra Sleep Tourism

 

Seperti halnya tren gaya hidup lainnya, sleep tourism juga menuai pro dan kontra. Ada yang menerima tren ini sebagai alternatif liburan yang positif namun ada juga yang melihat tren ini hanya buang-buang uang. Kelebihan dari sleep tourism diantaranya adalah meningkatkan kesehatan mental, mendukung pola hidup yang lebih mindful, dan tentunya memberikan waktu pada tubuh untuk beristirahat. Dari aspek ekonomi, sleep tourism juga berperan mengembangkan industri pariwisata. 

 

Namun kekurangan dari sleep tourism adalah tren ini cenderung eksklusif untuk kalangan menengah ke atas dan dikhawatirkan hanya menjadi strategi pemasaran baru bagi industri hotel. Menjual ketenangan sebagai produk mewah, padahal tidur sejatinya adalah kebutuhan dasar yang seharusnya bisa didapatkan siapa pun di mana pun.

 

Gimana? Apakah sleep tourism masuk ke opsi liburan kamu tahun ini? Sebelum berlibur jangan lupa siapkan kebutuhan esensial termasuk kondisi badan yang fit biar bisa liburan sesuai itinerary. Jangan sampai budget buat beli oleh-oleh berubah jadi biaya rumah sakit. Karena masa depan enggak bisa diprediksi, enggak ada salahnya kamu persiapan dari jauh-jauh hari. Liburan santai dengan Jaga Liburan, mulai Rp15.000 perbulan kamu udah bisa bebas khawatir dari tagihan medis selama liburan. Dapatkan manfaat santunan meninggal dunia akibat kecelakaan sebesar Rp25.000.000 dan santunan biaya perawatan rumah sakit akibat kecelakaan maksimal Uang Pertanggungan 5%. Kepoin penjelasan lengkapnya disini.