

Bukan cuma belajar parenting, mengenal sindrom baby blues juga sama pentingnya lho buat para calon ibu juga pasangan yang berencana memiliki anak. Ibu yang sehat secara fisik dan mental menjadi tentunya dapat memberikan pengalaman merawat anak yang membahagiakan. Sindrom baby blues adalah depresi yang dialami oleh ibu pasca melahirkan. Gejala dan periode terjadinya sindrom baby blues berbeda-beda pada setiap orang namun keduanya tentu tidak berdampak baik bagi kondisi seorang ibu. Oleh karena itu, sebelum menjadi seorang ibu penting untuk mengetahui cara mengatasi baby blues sejak dini. Berikut adalah hal-hal yang harus dipelajari untuk mengatasi baby blues.
Apa itu Sindrom Baby Blues?
Sindrom baby blues adalah gangguan psikologis berupa perasaan sedih berlebihan yang dialami oleh ibu pasca melahirkan. Ibu yang mengalami baby blues mudah merasakan perubahan emosi seperti mudah marah, sedih, menangis, dan gelisah tanpa sebab yang jelas. Sindrom baby blues cenderung mulai muncul dua hari pasca melahirkan dan bisa hingga lebih dari 14 hari jika kondisinya parah. Tidak hanya terjadi pada ibu baru, sindrom baby blues bisa terjadi pada siapa saja termasuk ibu yang sudah mengalami melahirkan sebelumnya. Selain periode yang berbeda, gejala juga dapat hilang dengan cara yang berbeda pada setiap ibu. Ada yang hilang dengan sendirinya, ada juga yang harus melalui proses perawatan bersama ahli.
Kenali Gejala Umum Sindrom Baby Blues
Ibu yang mengalami sindrom baby blues cenderung mudah emosi baik pada orang disekitarnya bahkan pada bayinya sendiri. Perasaan cemas berlebihan hingga menangis tanpa alasan yang jelas disertai perubahan mood cepat atau mood swings juga mengindikasi terjadinya baby blues. Tentunya perubahan emosi yang terjadi secara ekstrim ini dapat menyebabkan kelelahan secara fisik dan berdampak pada penurunan nafsu makan. Hal tersebut tentu berpengaruh besar bagi ibu yang melakukan ASI eksklusif karena penurunan nafsu makan dan stress pada ibu berpengaruh pada jumlah ASI.
Apa Saja Penyebab Sindrom Baby Blues?
Agar bisa mengatasi baby blues sejak dini, para calon ibu harus mengetahui apa saja yang menyebabkan terjadinya sindrom baby blues untuk melakukan tindakan pencegahan sesuai situasi dan kondisi masing-masing. Berikut adalah hal-hal yang menjadi penyebab munculnya gejala sindrom baby blues.
-
Kelelahan & Kurang Waktu Istirahat
Merawat bayi baru lahir menjadi fase challenging bagi orang tua karena harus beradaptasi dengan jam tidur bayi yang akan terbangun setiap tiga jam sekali. Selain kurang tidur di malam hari, ibu juga disibukkan dengan berbagai kegiatan mengurus keluarga. Hal ini memicu terjadinya sindrom baby blues terutama jika ibu tidak memiliki dukungan dari lingkungan terdekat dan merawat bayi sendirian.
-
Perubahan Hormon
Perubahan hormon terjadi secara alami diluar kendali. wanita banyak mengalami fase perubahan hormon, mulai dari fase menstruasi yang dialami setiap bulan hingga fase pasca melahirkan. Perubahan hormon selama 9 bulan kehamilan dan pasca melahirkan menjadi salah satu penyebab terjadinya sindrom baby blues.
-
Ibu Kesulitan Beradaptasi
Pasca melahirkan, kehidupan orang tua dapat berubah dalam satu hari. Kehidupan sebelum dan setelah melahirkan mengharuskan ibu untuk beradaptasi dengan cepat. Kesulitan adaptasi biasanya dialami oleh ibu baru sehingga sindrom baby blues sering terjadi pada ibu yang baru pertama kali melahirkan dan memiliki anak.
-
Memiliki Riwayat Gangguan Mental
Sindrom baby blues lebih mudah terjadi pada ibu yang memiliki riwayat gangguan mental sebelumnya. Pernah mengalami kejadian traumatis saat kehamilan seperti keguguran juga dapat memicu terjadinya baby blues. Perasaan takut atas kejadian traumatis dikhawatirkan memicu perasaan cemas dan ketakutan berlebih sehingga memunculkan kembali gangguan mental yang pernah dialami ibu.
Bagaimana Cara Mengatasi Baby Blues Sejak Dini?
Beberapa hal ini dapat dipersiapkan selama masa perencanaan kehamilan hingga sebelum melahirkan sebagai bentuk pencegahan terjadinya sindrom baby blues pasca melahirkan.
-
Dukungan Orang Terdekat
Pasca melahirkan, banyak ketakutan yang ibu alami saat merawat bayi terutama bagi ibu yang baru pertama kali melahirkan. Untuk mengatasi baby blues, ibu butuh dukungan penuh dari orang terdekat. Selama perencanaan kehamilan, pertimbangkan dukungan yang ibu butuhkan. Apakah sekiranya butuh dikelilingi keluarga selama 3 bulan pertama, atau perlukah bantuan asisten rumah tangga dan baby sitter pasca melahirkan. Jangan ragu untuk meminta bantuan dan berbagi keluh kesah dengan orang terdekat agar ibu dapat sehat secara fisik dan mental.
-
Konsultasi Dengan Dokter & Psikolog
Selain memeriksakan kesiapan fisik untuk melewati masa kehamilan, konsultasikan kesehatan mental ke psikolog untuk mengetahui kesiapan ibu secara mental. Konsultasi dengan psikolog juga berguna untuk mendeteksi riwayat atau indikasi gangguan mental yang mungkin dimiliki ibu secara tidak sadar. Hal ini membantu ibu mengurangi resiko sindrom baby blues pasca melahirkan.
-
Rencanakan Kelahiran Anak Dengan Matang
Menjadi orang tua adalah komitmen dan tanggung jawab besar yang harus diperhitungkan dengan baik. Melahirkan seorang anak berarti bertanggungjawab atas kehidupannya secara penuh mulai dari kebahagiaan, pendidikan, karakter, hingga kesehatannya. Kesiapan menjadi orang tua dapat mencegah terjadinya baby blues karena ibu dan ayah memahami dengan baik apa yang dibutuhkan ibu dan bayi pasca kelahiran.
Selain penjelasan di atas, mengatasi baby blues sejak dini dapat dilakukan jika orang tua bisa mencegah berbagai kecemasan yang akan terjadi di masa depan. Misalnya kecemasan biaya perawatan kesehatan di rumah sakit yang biayanya semakin tinggi ketika anggota keluarga jatuh sakit atau mengalami kecelakaan. Calon orang tua harus punya manajemen keuangan yang terukur dengan memaksimalkan pengeluaran agar keluarga selalu sejahtera. Penting untuk memiliki asuransi kesehatan dengan manfaat yang menjawab kebutuhan keluarga.
Jaga Sehat Keluarga dari Jaga Diri dengan bayar premi cuma sekali bisa lindungi lima anggota keluarga tanpa harus cek kesehatan. Bisa cover perawatan rumah sakit, kecelakaan, pembedahan, dan rawat jalan. Orang tua bebas cemas, keuangan keluarga enggak terkuras. Premi kembali senilai 25% apabila tidak ada klaim dalam 1 tahun. Informasi selengkapnya hanya di Jaga Diri.