Lebih Aman dari Rokok? Mitos! Ini Bahaya Vape yang Jarang Dibicarakan

29 Sep 2025
Lebih Aman dari Rokok? Mitos! Ini Bahaya Vape yang Jarang Dibicarakan
Lebih Aman dari Rokok? Mitos! Ini Bahaya Vape yang Jarang Dibicarakan

Beberapa tahun terakhir, tren beralih dari rokok ke vape makin hype. Banyak orang (terutama anak muda) percaya kalau vape lebih “aman” daripada rokok konvensional. Tapi, faktanya? Nope! Vape tetap mengandung nikotin, zat kimia berbahaya, dan partikel beracun yang bisa bikin organ vital kamu rusak.

Menurut data WHO (2022), vape mengandung lebih dari 15.000 varian rasa dan bahan kimia tambahan yang belum semuanya diuji keamanannya. Bahkan CDC (Centers for Disease Control and Prevention) mencatat ada ribuan kasus penyakit paru-paru serius terkait penggunaan vape di AS sejak 2019.

Di Indonesia, tren vape juga makin meningkat. Riset Kemenkes 2021 menunjukkan bahwa pengguna rokok elektrik di kalangan remaja melonjak hingga 10 kali lipat dalam 5 tahun terakhir. Padahal, bahaya vape bisa menimbulkan risiko kesehatan jangka panjang yang nggak kalah serius dari rokok biasa.

Apa Itu Vape dan Kenapa Populer?

Vape atau rokok elektrik adalah perangkat elektronik yang mengubah cairan (e-liquid) menjadi uap untuk dihirup. Cairan ini biasanya mengandung nikotin, perasa, dan berbagai bahan kimia.

Lalu, kenapa banyak orang menganggap vape lebih aman?

  1. Nggak ada asap dan bau menyengat kayak rokok konvensional.

  2. Tampilannya modern dengan berbagai bentuk stylish dan rasa variatif.

  3. Marketing-nya ngegas banget dengan klaim lebih sehat dan trendy.

Padahal, klaim itu banyak yang misleading. Bahaya vape tetap nyata dan bisa menghantam kesehatan kamu diam-diam.

Apa Saja Bahaya Vape untuk Kesehatan?

  1. Kerusakan paru-paru

Pernah dengar istilah popcorn lung? Itu kondisi paru-paru rusak akibat bahan kimia di cairan vape (diacetyl). Kasus pneumonia kimia juga banyak dilaporkan akibat inhalasi zat beracun dari vape. Intinya, paru-paru kamu bisa “kebakar” pelan-pelan.

  1. Risiko kanker 

Meski kadar racunnya beda dengan rokok, vape tetap mengandung zat karsinogenik seperti formaldehida. Jangka panjang, pengguna aktif bisa tetap berisiko tinggi terkena kanker, terutama paru-paru dan tenggorokan.

  1. Gangguan jantung dan pembuluh darah

Nikotin dalam vape bisa meningkatkan detak jantung, tekanan darah, dan merusak pembuluh darah. Studi AHA (American Heart Association) bilang, pengguna vape punya risiko penyakit jantung hampir sama dengan perokok konvensional.

  1. Ketergantungan nikotin 

Banyak yang mikir “vape nggak bikin candu”, padahal nikotin di dalamnya tetap bisa bikin otak kecanduan. Dan karena rasanya lebih “ringan”, orang sering jadi lebih sering nge-vape, maka makin tinggi juga dosis nikotin yang masuk.

  1. Dampak pada kesehatan remaja 

Remaja adalah kelompok paling rentan. Otak mereka masih berkembang, jadi lebih mudah kecanduan nikotin. Efeknya bisa ganggu konsentrasi, memicu kecemasan, bahkan menurunkan prestasi akademik.

Mitos vs Fakta tentang Vape, Jangan Terkecoh Lagi, ya!

  1. Vape lebih aman dari rokok

Banyak orang percaya vape lebih aman karena tidak menghasilkan asap seperti rokok biasa. Faktanya, kandungan nikotin dan zat kimia berbahaya di dalamnya tetap bisa merusak paru-paru, jantung, dan organ vital lain. Jadi, klaim “lebih aman” sebenarnya menyesatkan.

  1. Vape tidak bikin kecanduan

Ada juga yang menganggap vape hanya gaya hidup dan tidak menimbulkan ketergantungan. Padahal, nikotin dalam cairan vape bekerja sama seperti nikotin pada rokok konvensional: memengaruhi otak dan membuat penggunanya sulit berhenti. Bahkan karena rasanya lebih ringan, banyak orang justru jadi lebih sering nge-vape, yang artinya dosis nikotin ke tubuh makin besar.

  1. Vape hanya uap air

Mitos ini paling sering beredar. Kenyataannya, uap yang dihirup bukan sekadar air, melainkan campuran bahan kimia seperti formaldehida, asetaldehida, hingga logam berat. Semua zat ini punya potensi merusak organ dan memicu penyakit serius.

Kenapa Harus Waspada Sejak Dini?

Bahaya vape bukan cuma soal kesehatan jangka panjang, tapi juga bisa bikin kamu sakit serius di usia muda. Kasus kerusakan paru-paru akibat vape pernah menimpa remaja 17 tahun yang paru-parunya “rusak seperti orang umur 70-an.”

Selain itu, biaya pengobatan penyakit akibat rokok/vape nggak murah. Rawat inap paru-paru atau jantung bisa puluhan juta rupiah, bahkan ratusan juta untuk kasus komplikasi. Jadi, selain stop vaping, penting juga mikirin proteksi finansial kalau hal terburuk terjadi.

Gimana Cara Melindungi Diri dari Bahaya Vape?

Cara terbaik tentu dengan berhenti menggunakan vape sedini mungkin. Kalau kamu belum pernah coba, pertahankan untuk tetap menjauh, karena sekali terpapar nikotin, risiko kecanduan bisa datang cepat. Buat yang sudah terlanjur, coba cari support system seperti komunitas berhenti merokok atau konsultasi medis untuk mengurangi ketergantungan.

Selain itu, penting juga mempersiapkan perlindungan kesehatan sejak sekarang. Karena bahaya vape bisa memicu penyakit serius dan biaya pengobatannya tidak murah. Dengan proteksi kesehatan, kamu bisa lebih tenang kalau sewaktu-waktu harus menghadapi risiko kesehatan.

Salah satu pilihan yang bisa kamu pertimbangkan adalah Jaga Sehat Keluarga dari JAGADIRI. Dengan premi mulai Rp280 ribu per bulan, kamu dan 4 anggota keluarga bisa mendapat santunan rawat inap, pembedahan, dan rawat jalan. Nggak cuma itu, premi juga bisa kembali 25% jika tidak ada klaim dalam 1 tahun, plus kemudahan pembayaran cashless di rumah sakit rekanan. Jadi, selain menjaga kesehatan, kamu juga melindungi kondisi finansial keluarga dari risiko tak terduga.

So, daripada uang habis buat nge-vape, mending dialihin ke proteksi kesehatan yang nyata manfaatnya buat masa depan kamu dan keluarga. 

Masih banyak manfaat lainnya, langsung cek website JAGADIRI sekarang juga biar kamu bisa hitung premi dan pilih proteksi yang paling pas!