

Pernah nggak sih kamu merasa hidup tiba-tiba berubah drastis setelah masuk usia 20-an? Yang dulu tinggal di rumah orang tua, sekarang harus bayar kos sendiri. Yang dulu uang jajan ditransfer tiap bulan, sekarang harus kerja banting tulang biar bisa bayar listrik dan WiFi.
Banyak orang menganggap adulting itu cuma soal kerja dan bayar kos, padahal jauh lebih kompleks dari itu. Usia 20–35 tahun adalah fase transisi yang penuh dengan tuntutan: karier, kesehatan, mandiri finansial, sampai mikirin perencanaan hidup jangka panjang.
Di momen ini juga banyak anak muda merasa “burnout” karena tanggung jawab datang bertubi-tubi, sementara edukasi soal cara menghadapi dunia dewasa masih minim. Tapi, sisi positifnya, fase ini bikin kita lebih sadar pentingnya menjaga kesehatan fisik, mental, dan finansial supaya tetap bisa bertahan.
Adulting Adalah...
Sederhananya, adulting adalah proses menjalani dan menerima tanggung jawab orang dewasa.
Banyak yang salah kaprah, mengira adulting cuma soal umur. Padahal, bukan itu poin utamanya. Adulting lebih ke kesiapan mental, finansial, dan gaya hidup. Ada orang umur 19 udah harus adulting karena jadi tulang punggung keluarga. Ada juga yang umur 30-an masih adaptasi dengan tanggung jawab baru.
Jadi, adulting bukan cuma angka di KTP, tapi cara kita bertumbuh, menghadapi realita, dan belajar survive di dunia nyata.
Momen Adulting yang Paling Banyak Dialami Generasi Muda, Mana yang Sedang Kamu Alami?
-
Mulai bayar tagihan sendiri
Dulu tinggal di rumah orang tua, nggak kepikiran soal listrik atau air karena semua udah ada. Tapi begitu pindah sendiri, kamu jadi sadar bahwa hidup mandiri itu berarti punya daftar tagihan yang harus dibayar setiap bulan.
Listrik, kontrakan, WiFi, bahkan pulsa. Momen ini bikin banyak anak muda merasa kaget sekaligus bangga, karena ternyata mereka bisa survive dengan jerih payah sendiri.
-
Ngurus administrasi pribadi
Pajak, BPJS, asuransi, sampai bikin rekening bank atau investasi, semua butuh perhatian khusus. Kalau dulu selalu ditemenin orang tua, sekarang harus cari tahu sendiri prosedurnya. Di sinilah skill riset, kerapihan mengatur dokumen, dan kesabaran benar-benar diuji. Walaupun ribet, ini melatih kita jadi orang dewasa yang bertanggung jawab.
-
Pindah dari rumah orang tua
Buat sebagian orang, pindah jadi milestone besar. Bayangin harus urus semuanya sendiri: masak, cuci baju, nyuci piring, sampai ngepel. Awalnya mungkin bikin kaget, tapi lama-lama bikin kamu lebih mandiri dan ngerti rasanya menghargai kerja keras orang tua.
-
Support keluarga secara finansial
Banyak anak muda sekarang yang harus ikut menopang ekonomi keluarga, entah bantuin orang tua atau adik. Berat memang, tapi di sisi lain ini bikin kamu lebih peka, tangguh, dan punya rasa tanggung jawab yang besar. Support ini juga jadi motivasi tambahan untuk terus berkembang di dunia kerja.
-
Ngatur budget bulanan dan dana darurat
Adulting bikin kamu sadar kalau uang itu cepat banget habis kalau nggak dikelola. Jadi, bikin budget bulanan itu bukan sekadar teori, tapi kebutuhan. Dari bayar kebutuhan pokok, simpanan buat cicilan, sampai dana darurat kalau ada hal tak terduga. Belajar finansial basic jadi salah satu survival skill utama.
-
Merasakan tekanan kerja dan burnout
Kerja sering kali nggak sesuai ekspektasi. Ada tekanan dari atasan, deadline mepet, dan lembur yang seolah nggak ada habisnya. Kondisi ini bikin burnout jadi hal yang akrab banget buat anak muda. Tapi di sisi lain, dari sini juga kita belajar soal batas diri, cara istirahat yang benar, dan pentingnya jaga kesehatan mental.
-
Peduli kesehatan karena mulai gampang sakit
Kalau dulu makan junk food tiap hari masih oke, sekarang dikit-dikit maag, masuk angin, atau gampang lelah. Tubuh kayak kasih warning: “Hei, waktunya lebih peduli sama kesehatan.” Banyak yang akhirnya mulai olahraga ringan, jaga pola makan, dan lebih aware sama kondisi tubuh.
-
Mulai mikir investasi, cicilan, dan masa depan
Di fase adulting, banyak yang mulai nyoba investasi kecil-kecilan atau mikirin cicilan buat rumah dan kendaraan. Tujuannya jelas: masa depan yang lebih stabil. Walaupun belum semua langsung paham, tapi fase ini bikin kamu melek finansial dan mikir lebih panjang soal hidup.
-
Nyari proteksi kesehatan
Makin mahalnya biaya rumah sakit bikin banyak anak muda sadar, kalau tanpa proteksi, tabungan bisa habis dalam sekejap. Makanya, proteksi kesehatan mulai dilirik, bukan cuma untuk jaga-jaga, tapi juga bentuk tanggung jawab buat diri sendiri.
Apa Saja Tantangan Kesehatan di Fase Adulting?
-
Pola tidur berantakan
Lembur kerja atau scroll medsos sampai larut malam jadi kebiasaan. Akhirnya tubuh gampang capek, bangun nggak segar, bahkan bisa memicu gangguan konsentrasi. Kalau terus dibiarkan, produktivitas bisa turun.
-
Makan tidak teratur atau junk food
Deadline bikin banyak orang skip makan, atau malah memilih makanan instan yang cepat dan murah. Padahal, nutrisi yang nggak seimbang bisa bikin imunitas drop dan gampang sakit.
-
Stress kerja dan mental load
Tekanan kerja, target, ditambah tanggung jawab finansial, bikin kepala penuh. Mental load ini bikin kamu gampang cemas, mudah marah, atau ngerasa lelah secara emosional. Kalau nggak diatasi, bisa mengganggu hubungan sosial maupun performa kerja.
-
Tubuh mulai gampang sakit
Sakit kepala, maag, flu, atau gampang lelah jadi lebih sering muncul. Ini tanda tubuh butuh perhatian ekstra. Banyak anak muda mulai sadar kalau kesehatan itu investasi jangka panjang, bukan cuma kebutuhan sesaat.
-
Jarang check up karena takut biaya
Banyak yang masih mikir check up mahal, jadi ditunda-tunda sampai kondisi parah. Padahal, dengan pemeriksaan rutin, masalah kesehatan bisa dicegah lebih awal. Sayangnya, kurangnya proteksi bikin anak muda sering memilih “cuek” dulu.
Pentingnya Proteksi Diri Saat Memasuki Fase Adulting
Di fase adulting, proteksi diri itu bukan lagi pilihan, tapi kebutuhan. Dulu, kalau sakit mungkin masih bisa minta bantuan orang tua. Tapi sekarang, semua biaya ada di tangan sendiri. Risiko sakit tiba-tiba bisa bikin tabungan terkuras dan bikin rencana keuangan berantakan. Makanya, punya proteksi kesehatan tambahan itu penting banget, biar kamu bisa tetap fokus mengejar mimpi tanpa takut kondisi darurat bikin keuangan jungkir balik.
Kalau kamu lagi ada di fase adulting dan mulai sadar pentingnya jaga kesehatan plus keuangan, ini saatnya mikir lebih panjang. JAGADIRI hadir dengan Jaga Sehat Plus, proteksi jiwa dan kesehatan ekstra yang fleksibel banget buat kamu yang baru menata hidup mandiri.
Dengan premi mulai Rp151 ribu per bulan, kamu bisa nikmatin proteksi cashless di rumah sakit rekanan tanpa ribet. Kerennya lagi, premi yang kamu bayarkan bisa kembali 50%* dalam 3 tahun, jadi bukan cuma proteksi, tapi juga smart financial planning. Yuk, lebih ekstra JAGA diri dan masa depan kamu dengan Jaga Sehat Plus!