

Efek kecanduan game nggak hanya berdampak ke kesehatan fisik, tapi juga kesehatan finansial. Ingat tanda-tanda bokek gara-gara top up saldo game?
Jadimin mau bedah gimana efek kecanduan game ke kesehatan dompet kita. Yuk simak pembahasan 5 efek kecanduan game ke kesehatan finansial!
1. Jadi boros
Top up saldo game dan beli voucher diperluin agar kamu bisa lanjut main. Nah, masing-masing nilainya nggak sedikit kalo ditumpuk.
Anggap aja kamu pengen top up Rp20.000,00 untuk beli item. Ketika butuh upgrade, nilai top up makin tinggi. Nggak jarang kalo dihitung-hitung lagi, bikin boros tapi skalanya kecil.
Gitu juga ketika beli voucher game. Anggaplah misalnya kamu beli voucher senilai belasan Dolar AS. Ditumpuk-tumpuk, lama-lama kok bisa habis $50-$100 ya?
Menurut Teman JAGADIRI, kerasa nggak sih borosnya?
2. Rentan ngutang demi game
Untuk Teman JAGADIRI yang masih belum punya penghasilan, efek kecanduan game bikin kamu ngelakuin segala cara. Salah satunya adalah ngutang ke temen, orang tua, atau saudara.
Awal-awal, kamu minjem dengan nilai yang sedikit dulu. Ketika efek kecanduan game makin menjadi-jadi, kamu kehilangan kontrol dan nggak bisa prioritasin kebutuhan kamu. Nah, ngutang menjadi pelariannya.
Gimana dengan Teman JAGADIRI yang udah berpenghasilan? Kejadiannya hampir sama juga nih seperti yang belum berpenghasilan.
Begitu gajian, kamu langsung habisin untuk gaming dan belanja item. Kalo kamu udah tau pos-pos keuangannya, mungkin masih oke. Tapi kalo langsung ngutang dan nyingkirin prioritas lain, hmm kayaknya nggak perlu deh?
3. Dana darurat habis
Siapa sangka, keasyikan push rank atau nge-game non stop bikin kamu tumbang dan jatuh sakit? Rasanya nggak enak banget, khususnya game menjadi sumber pendapatan kamu.
Ternyata, efek kecanduan game bikin kamu nggak siap dengan risiko ke depan. Misalnya sakit, PHK, kecelakaan, dan sejenisnya.
Sebabnya, dana darurat belum sempat disiapin gara-gara dana yang kamu punya lebih banyak diprioritasin ke game. Padahal, agar tetep aman nge-game, dana darurat mesti siap juga.
Dana darurat juga bisa berupa asuransi gamers kayak Jaga Gamers. Itu loh, asuransi online dengan premi terjangkau. Beli sekarang! Premi Mulai dari Rp10.000,00 aja, kamu bisa dapet benefit perlindungan dari penyakit:
- Kerusakan saraf mata (glaucoma)
- Gagal jantung (cardiac arrest)
- Kelainan pada saraf pergelangan tangan (carpal tunnel syndrome)
- Peradangan pada bagian dasar ibu jari (de quervain’s tenosynovitis).
*Syarat dan Ketentuan Berlaku
4. Aset hilang
Ini efek kecanduan game yang bisa dibilang paling parah: nggak punya aset. Meski kamu ngandelin salah satu game menghasilkan uang, tapi itu seringkali ke-skip atau terlupakan.
Faktornya bisa beberapa hal, misalnya kamu lagi prioritasin upgrade gear dulu. Lalu ngelunasin utang ke temen, masih biayain keluarga, atau keasyikan self-reward.
Tapi, kamu masih bisa kok cicil pelan-pelan aset yang bisa ngehasilin cuan pas pensiun nanti. Dimulai dari aset kecil dulu, misalnya reksadana pasar uang, obligasi, sukuk ritel, atau sukuk tabungan.
Kemudian, lanjut ke aset yang butuh effort dan nilai lebih besar, misalnya reksadana saham, saham, atau aset tidak likuid seperti properti (rumah, apartemen), tanah, dan sejenisnya.
Yuk pelan-pelan keluar dari efek kecanduan game
Jadi, amit-amit jangan sampe kamu nggak punya aset, dana darurat, dan asuransi gara-gara efek kecanduan game. Semoga kamu bisa lepas dari efek kecanduan game. Tetap semangat!
Follow juga Instagram @jagadiri_id biar kamu update terus yuk!
Sumber:
https://www.liputan6.com/tekno/read/701778/parah-gamer-rela-ngutang-rp-84-juta-demi-game-online
https://regional.kompas.com/read/2019/12/20/06360071/5-kasus-kecanduan-game-online-bolos-sekolah-4-bulan-hingga-bunuh-sopir-taksi?page=all.
Novrialdy, Eryzal. 2019. Jurnal: Kecanduan Game Online pada Remaja: Dampak dan Pencegahannya. Buletin Psikologi. Universitas Gadjah Mada. DOI: 10.22146/buletinpsikologi.47402 https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjVkfK4mPzyAhUUjeYKHVMlBVEQFnoECAMQAQ&url=https%3A%2F%2Fjurnal.ugm.ac.id%2Fbuletinpsikologi%2Farticle%2Fdownload%2F47402%2Fpdf&usg=AOvVaw3-rd0fmPC0walwXMech4Hs